Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Turun ke Kampus untuk Sosialisasi Bahaya Radikalisme

Kompas.com - 21/11/2018, 10:50 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI melakukan upaya kontra radikalisme di lingkungan perguruan tinggi (PT), antara lain dengan program Goes to Campuss.

Program tersebut merupakan kerja sama dan dialog yang dilakukan Polri yang langsung terjun ke perguruan tinggi dengan memberikan pemahaman bahaya radikalisme di Indonesia.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, program radikalisme lebih banyak domainnya dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Namun, Polri tetap memiliki program kontra radikalisme khususnya di kalangan perguruan tinggi.

“Program Goes to Campuss dari Direktorat Bimbingan Masyarakat (Binmas) baik Binmas Baharkam maupun di Polda turun ke kampus bekerja sama dengan tokoh formal dan informal, tokoh agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ada di daerah untuk memberikan pemahaman bahaya radikalisme di Indonesia,” tutur Dedi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/11/2018).

Baca juga: BIN: 7 Perguruan Tinggi Negeri Terpapar Paham Radikal

Sebagai informasi, Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi pembinaan keamanan yang mencakup pemeliharaan dan upaya peningkatan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka mewujudkan keamanan dalam negeri.

Dedi menjelaskan, program Goes to Campuss dimana Polri memberikan materi seperti kuliah umum di perguruan tinggi.

“Kita mengadakan seminar di kampus dan meminta pihak kampus untuk berperan aktif untuk memonitor wilayah kampusnya agar jangan terpapar kelompok-kelompok radikal,” tutur Dedi.

Menurut Dedi, radikalisme sangat berbahaya dan bisa memapar semua lapisan, golongan dan semua latar belakang, sosial, ekonomi dan pendidikan yang berbeda beda.

“Tujuan terorisme ingin mengganti dasar negara Pancasila menjadi Islam ini sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Dedi.

Oleh karena itu, kata Dedi, kalangan kampus diminta untuk berfikir secara komprehensif. Civitas akademik dituntut tidak hanya menggunakan satu perspektif agama saja.

“Kalau pemahaman agama memahami kulit luarnya saja, maka ini sangat rentan terpapar oleh paham-paham radikalisme,” ujar Dedi.

Dedi juga mengingatkan masyarakat untuk tidak secara mentah menelan ajaran-ajaran yang disampaikan oleh kelompok-kelompok tertentu yang tujuannya ingin memecah belah bangsa dengan pemahaman agama yang sempit.

“Betul-betul melakukan kajian-kajian yang lebih komprehensif. Agama Islam selalu mengajarkan agama yang penuh kedamaian,” kata Dedi.

Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto membenarkan adanya tujuh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terpapar radikalisme.

Wawan menuturkan, hasil pengembangan di tahun 2018 tersebut juga mengungkapkan bahwa sebanyak 39 persen mahasiswa di 15 provinsi menunjukkan ketertarikannya pada paham radikal.

"Terkait tujuh PTN yang terpapar radikalisme dan 39 persen mahasiswa di 15 provinsi tertarik dengan paham radikal, benar adanya," katanya saat ditemui di Restoran Sate Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com