JAKARTA, KOMPAS.com - Sumarsih dikenal gigih dan konsisten memperjuangkan keadilan bagi mereka yang menjadi korban pelanggaran berat HAM.
Sumarsih adalah ibu Bernardinus Realino Norma Irmawan alias Wawan, korban penembakan saat Tragedi Semanggi I pada 11-13 November 1998.
Dua puluh tahun sudah Sumarsih berjuang mencari keadilan bagi putranya.
Bagi Sumarsih dan keluarganya, Wawan belum mendapatkan keadilan meski presiden sudah berganti sekian kali.
Aksi Kamisan adalah salah satu saluran perjuangan Sumarsih untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM.
Aksi tersebut dilakukan di seberang Istana Merdeka setiap pekannya, sejak tahun 2007.
Baca juga: 20 Tahun Tragedi Semanggi I, Sumarsih Tak Akan Berhenti Cari Keadilan
Ada masa di mana aksi itu hanya diikuti segelintir orang.
"Jadi kalau nanti tinggal 3 orang, dulu itu namanya aksi diam, aksi diam itu berhenti. Dulu kalau saya lelah, saya ngomongnya begitu," ujar Sumarsih, saat ditemui di Kantor Kontras, Jakarta Pusat, Rabu (14/11/2018).
Tiga orang itu terdiri dari dirinya; Suciwati, istri aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir, serta Yati Andriyani yang kini merupakan Koordinator Kontras.
"Dua belas tahun ini, paling sedikit 8 orang, itu 2 kali dan bulannya sama bulan Desember, karena banyak yang libur akhir tahun. Kalau sekarang ratusan," kata Sumarsih.
Aksi Kamisan tersebut diakui Sumarsih menjadi salah satu penyemangatnya untuk terus memperjuangkan penuntasan kasus-kasus pelanggaran berat HAM.
Baca juga: Maria Catarina Sumarsih Nilai Agenda Reformasi Telah Gagal
Melalui aksi itu, ia memiliki kesempatan bertemu banyak orang yang memberinya aliran semangat.
Apalagi, ketika ada generasi muda yang menghadiri aksi tersebut untuk belajar mengenai HAM.
"Ketika mereka datang mau belajar soal HAM itu bagus sekali, ini ada manfaatnya yang saya lakukan," kata Sumarsih.
Ia juga mengapresiasi masyarakat, media, dan akademisi yang memberikan dukungan melalui berbagai bentuk.
Baca juga: Sumarsih: Pemerintah Menunggu Keluarga Korban Meninggal Satu per Satu
"Disertasi dan artikel tentang Aksi Kamisan, pengakuan masyarakat yang benar-benar menyemangati saya," ujar dia.
Di atas itu semua, cinta kepada Wawan yang menjadi penggerak Sumarsih berjuang selama puluhan tahun ini.
"Relasi cinta itu tidak bisa diputus oleh kematian, itu yang menyemangati saya," kata Sumarsih.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.