Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elite Diminta Tinggalkan Bahasa Sarkasme di Musim Kampanye

Kompas.com - 14/11/2018, 08:17 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai kampanye pemilihan presiden lebih banyak diisi oleh pernyataan kontroversial yang bernuansa sarkasme.

Padahal seharusnya, kritik yang dilontarkan kepada kubu pesaing disampaikan secara konstruktif.

"Kritik itu bukan harus sarkastik, kritik yang tajam itu karena argumentasi yang kita sampaikan itu 'ngena', bukan karena sarkastiknya," ujar Siti di kompleks parlemen, Selasa (13/11/2018).

"Orang Indonesia masih mengandalkan seberapa sarkastik bahasa itu supaya punch, tapi ini salah," tambah dia.

Siti mengatakan kritik yang meninggalkan kesan melecehkan atau merendahkan pihak lain harus dihindari para elite. Bukan hanya oleh pasangan calon melainkan juga para tim suksesnya.

Dia mengajak agar kontestasi ini menjadi lebih asik. Pada pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin misalnya, sebagai petahana mereka bisa fokus menyampaikan apa saja yang sudah dikerjakan selama 4 tahun menjabat.

Jokowi-Ma'ruf tinggal menunjukkan kekuatan mereka.

Baca juga: Wapres Kalla Sebut Saling Sindir di Kampanye Sekarang Masih Kondusif

Begitu pula dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Sebagai penantang, keduanya bisa mengkritisi pemerintahan Jokowi. Kemudian bisa menyampaikan apa yang mereka lakukan untuk mengatasi itu.

Semuanya dilakukan dengan argumentasi matang tanpa perlu ada bahasa-bahasa sarkastik yang menimbulkan kontroversi.

"Enggak usah pakai genderuwo, sontoloyo, dan tampang tampang itu. Saya jujur sedih, sama melihat dua-duanya ini sama. Karena kalau tidak, enggak gayung bersambut," kata dia.

Peran masyarakat

Siti juga menyoroti dampak yang terjadi pada tatanan masyarakat. Sebagai peneliti, dia melihat ada rasa tidak saling percaya di antara masyarakat. Gelombang dukung mendukung pasangan capres cawapres yang begitu luar biasa berujung pada sikap saling caci maki dan tidak percaya itu.

"Padahal siapapun yang menang, jadi presiden kota kok," ujar Siti.

Baca juga: Perdebatan Tak Substansial Dinilai Bikin Visi Misi Capres Tak Tersampaikan

Dia mengatakan pada akhirnya masyarakat juga lah yang harus mendorong agar bisa keluar dari situasi ini. Lembaga pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu harus didorong untuk mengingatkan pasangan capres dan cawapres itu.

Sehingga, sisa waktu kampanye yang ada ini bisa digunakan untuk menjabarkan visi dan misi.

"Jangan harap mereka akan turun sendiri mengingatkan. Masyarakat yang harus teriak," ujar dia.

Kompas TV Mengapa dua cawapres yang berlaga lebih mengedepankan <em>gimmick</em> dan pernyataan yang terkesan saling serang? Dan kapan para pemilih bisa mendengar seluruh program kerja serta visi misi dari keduanya? Untuk membahasnya sudah hadir di studio Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma&rsquo;ruf, Andreas Hugo Pareira. Kemudian ada Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Viva Yoga Mauladi serta pengamat politik LIPI, Siti Zuhro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com