Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasekjen PDI-P: Pak SBY Pernah Menikmati "Coattail Effect"

Kompas.com - 13/11/2018, 18:02 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen PDI-Perjuangan Ahmad Basarah menilai seharusnya coattail effect atau efek ekor jas tidak menjadi hal yang dipersoalkan partai.

Dia mengacu kepada pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang menyebut pemilu 2019 lebih berat bagi Demokrat karena tidak memiliki capres.

Efek ekor jas dari sosok capres, menurut SBY, lebih banyak didapatkan oleh PDI-P dan Partai Gerindra.

"Coattail effect ini bukan sesuatu yang harus dipersoalkan karena memang inilah sistem yang sekarang ini kita pakai dalam sistem pilpres kita dan Pak SBY pernah menikmati coattail effect itu di tahun 2009," ujar Basarah di kompleks parlemen, Selasa (13/11/2018).

Menurut Basarah, partai koalisi pengusung dan pendukung pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin bisa saja menikmati efek ekor jas.

Hal ini karena sebagai pengusung utama, PDI-P tidak mengambil semua posisi. Posisi calon wakil presiden dan ketua tim pemenangan tidak diisi oleh PDI-P.

"Itu bukti bahwa kami punya niat baik agar manfaat kebersamaan di koalisi pendukung Pak Jokowi bisa dirasakan partai politik lain, beda kalau kami mengambil semua," ujar Basarah.

Demokrat dan "coattail effect"

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai, Pemilu 2019 sangat menguntungkan bagi PDI-P dan Gerindra karena berlangsung serentak.

Sebab, keduanya mengusung kader sendiri sebagai capres yang elektabilitasnya membawa limpahan suara bagi partai dalam pemilu legislatif.

"Pemilu 2019 ini dilaksanakan secara serentak, pilpres bersamaan dengan pileg. Survei membuktikan saat ini partai politik yang punya capres sangat diuntungkan," ujar SBY dalam pidato pembukaannya dalam acara pembekalan caleg Demokrat di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).

"Contohnya PDI-P dengan Pak Jokowi sebagai capres kader partai itu dan Gerindra dengan Pak Prabowo sebagai capres kader Gerindra," lanjut SBY.

Presiden keenam RI itu menambahkan, hal tersebut tecermin dalam sejumlah survei yang menunjukkan suara PDI-P dan Gerindra meningkat tajam di Pileg 2019.

Baca juga: AHY Tegaskan Demokrat Tak Bergantung pada Coattail Effect

Sebaliknya, lanjut SBY, partai-partai yang tak mengusung capres atau cawapres suaranya anjlok di pileg.

Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan partainya tidak bergantung pada efek ekor jas atau coattail effect dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.

"Tidak (bergantung pada coattail effect), kalau bergantung pada coattail effect itu berarti kita terlalu berharap. Hope is not a strategy," kata AHY.

AHY mengatakan, bagi Partai Demokrat berharap memenangi pemilu hanya dengan coattail effect adalah sesuatu yang hampir tak mungkin dalam perkembangan politik saat ini, di mana hanya dua partai yang mendulang suara dari efek ekor jas, yaitu PDI-P dan Partai Gerindra. 

Kompas TV Simak dialognya dalam Sapa Indonesia Pagi berikut ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com