Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Jokowi Akan Datangi KPAI Terkait Pelibatan Anak dalam Kampanye Pilpres

Kompas.com - 12/11/2018, 09:01 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Maruf, Irfan Pulungan mengatakan pihaknya akan mendatangi Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) siang ini.

Irfan mengaku akan menunjukkan postingan tentang pelibatan anak dalam kampanye Pilpres yang beredar di media sosial.

"Nanti siang kita akan ke KPAI," ujar Irfan ketika dihubungi, Senin (12/11/2018).

Irfan berharap kedatangannya bisa mendorong KPAI untuk menjalankan fungsi dan tugasnya. Dia menegaskan KPAI berkewajiban mengawasi dan melindungi hak anak-anak Indonesia.

Menurut dia, KPAI tidak boleh membiarkan pelibatan anak dalam kegiatan politik.

"(Nanti kami tunjukan) semua yang berkaitan dengan eksploitasi anak anak, pelibatan anak anak yang kami dapatkan," kata Irfan.

Temuan Tim Jokowi-Ma'ruf

Beberapa waktu lalu, Irfan juga sempat memaparkan temuan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf atas pelibatan anak-anak itu.

Irfan menunjukan setidaknya ada tiga postingan bernuansa politik Pilpres yang dilakukan oleh anak-anak.

Baca juga: Kubu Jokowi Mengadu ke KPAI soal Pelibatan Anak dalam Kampanye

Pertama adalah postingan video tentang sekumpulan anak-anak yang sedang berbalas pantun. Salah satu bait dalam pantun yang mereka bacakan dinilai menyindir Presiden RI Joko Widodo.

"Pagi pagi minum jamu. Jamunya rasa semangka. Gimana negara mau maju. Kalau Al Fatihah diganti Al Fatekah," bunyi salah satu bait pantun itu.

Kedua adalah adanya foto remaja laki-laki yang memegang gambar Presiden RI Joko Widodo yang wajah sudah dicoret-coret. Anak tersebut memegang benda tajam di tangan kanannya dan diarahkan ke leher Jokowi dalam foto itu. Mata anak tersebut tampak melotot.

Baca juga: Tim Jokowi-Maruf Minta KPAI Aktif Cegah Pelibatan Anak dalam Kampanye Pilpres

"Foto atau gambar ini memberikan kesan negatif atau memberikan pengaruh negatif karena termasuk melecehkan simbol negara," kata Irfan.

Ketiga adalah tentang video orasi yang dilakukan anak-anak dalam aksi demo 211. Irfan juga memutarkan video orasi tersebut. Tampak seorang anak kecil berdiri di atas mobil komando dan berorasi di depan massa aksi.

Orasi itu juga diakhiri dengan pantun. Irfan mengatakan pantun tersebut bermuatan kampanye karena mengajak memilih pasangan calon tertentu.

"Jalan jalan ke Kelapa Dua. Jangan lupa mampir ke toko sepatu. Eh lu lu pada jangan lupa pilih nomor 02. Lupain yang nomor 01," isi orasi dalam video itu.

Kompas TV Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01 Ma’ruf Amin mengunjungi DPW PKB Kota Bandung, Jawa Barat. Ma'ruf menyemangati kader PKB untuk meraih hasil baik di Pilpres dan Pileg tahun depan. Ma’ruf Amin saat bertemu dengan kader PKB Kota Bandung juga menharapkan kader PKB bisa bekerja maksimal untuk mendukung pasangan Jokowi- Ma'ruf pada Pilpres mendatang. Sementara pengurus PKB Kota Bandung yakin bisa memaksimalkan kerja mesin Partai PKB dan memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com