Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 November 1945, Ultimatum Sekutu Picu Pertempuran Dahsyat di Surabaya

Kompas.com - 09/11/2018, 10:38 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemenangan pihak Sekutu pada Perang Dunia II membawa dampak negatif bagi Indonesia. Belanda yang ketika itu tergabung dalam pasukan Sekutu menginginkan bekas jajahannya kembali.

Dengan membonceng tentara Inggris yang melucuti tentara Jepang, Belanda kembali menginjakkan kaki di Indonesia.

Rasa nasionalisme rakyat Indonesia yang menolak kehadiran Sekutu mulai diperlihatkan. Mereka berkumpul untuk merapatkan barisan dan menunjukkan sikap untuk berjuang sampai titik darah penghabisan.

Perlawanan bersenjata mulai dilakukan. Akibatnya, seorang perwira Inggris yang menjadi komandan salah satu pasukan, Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby, tewas ketika terjadi sebuah pertempuran di Surabaya, Jawa Timur.

Mallaby tewas saat rakyat Surabaya mengadang mobilnya di dekat Jembatan Merah. Tewasnya Mallaby pun memberikan ancaman yang serius bagi pihak Sekutu.

Hari ini 73 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 November 1945, Mayor Jenderal Robert Mansergh, seorang Panglima Divisi Infantri India ke-5, mengeluarkan ultimatum melalui selebaran udara kepada warga Surabaya.

Sekutu menuntut agar semua senjata yang dipegang warga Surabaya diserahkan kepada tentara Sekutu sebelum pukul 06.00 pagi pada hari berikutnya.

Selain memberikan senjata, pihak Indonesia harus mengangkat kedua belah tangan ke atas kepala untuk menandatangani pengakuan menyerah kepada Sekutu.

Surabaya menolak

Ultimatum Sekutu ditolak tegas oleh warga Surabaya. Mereka menolak menyerahkan senjata, apalagi harus mengangkat tangan seperti isi ultimatum. Akibatnya, pecah pertempuran dahsyat keesokan hari, yaitu 10 November 1945.

Dilansir dari Harian Kompas edisi 11 November 1990, sejak pukul 06.00 WIB pasukan Inggris mulai melancarkan serangan. Kapal perang mulai menembakkan meriam melalui jalur laut, sedangkan pesawat Thunderbolt menjatuhkan bomnya.

Bung Tomo ambil bagian. Dia memberikan semangat kepada warga Surabaya untuk terus berjuang sampai titik darah penghabisan demi kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.

Buku The Birth of Indonesia (1948) karya David Wehl menjelaskan bahwa di pusat Kota Surabaya pertempuran berlangsung lebih dahsyat. Jenazah manusia, kuda, kucing, dan anjing tergeletak di selokan.

Pecahan kaca, perabotan, kawat telepon yang berseliweran memenuhi jalan hingga gelap gulita. Kantor-kantor ruangan kosong karena pertempuran.

Warga Surabaya, atas nama kedaulatan Indonesia, menunjukkan semangat pertempuran yang menggelora dan tak takut menghadapi tank-tank Inggris dan persenjataan canggih lain.

Persenjataan infantri Inggris berupa senapan mesin, mortir, satu eskadron tank Stuart, 21 tank Sherman dan Bren Carrier.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com