Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2018, 15:53 WIB

SURAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Dadang Sunendar mengatakan, literasi menjadi satu cara yang ampuh untuk menangkal hoaks atau kabar bohong yang tersebar.

Dadang bahkan mengibaratkan literasi sebagai ilmu kebal.

"Anda yang tingkat literasinya sudah tinggi, ketika menerima berbagai informasi langsung secara otomatis bisa memfilter berita ini benar atau tidak," kata Dadang dalam Festival Literasi Gerakan Menulis Buku Indonesia, di Graha Saba Buana, Surakarta, Selasa (6/11/2018).

"Saya menyarankan untuk melawan berbagai berita yang berseliweran, satu-satunya cara untuk meningkatkan tingkat literasi, tidak ada jalan lain," ucap Dadang.

Dadang menyebutkan bahwa semua pengetahuan kita yang didapat dengan membaca akan mampu menangkal berbagai hoaks.

Dia kemudian menceritakan pengalamannya saat diundang ke Jepang dan berbicara di hadapan guru-guru Bahasa Indonesia dan para peneliti tentang Indonesia se-Jepang.

Masyarakat Jepang tidak memiliki istilah atau padanan kata untuk menyebut istilah "hoaks" yang sering digunakan di Indonesia atau "hoax" di kalangan dunia barat.

"Masyarakat Jepang itu, jangankan melakukan hoaks, namanya saja belum ada. Artinya apa, kita harus meningkatkan literasi dengan membaca. Tingkat literasi seseorang dan bangsa ini menunjukkan tingkat peradaban bangsa kita di hadapan dunia," kata Dadang.

Baca juga: Festival Literasi, Upaya Menggerakkan Masyarakat untuk Menulis

Orang Indonesia gemar "membaca"

Dadang tidak sependapat jika ada orang yang menyebut orang Indonesia malas membaca. Menurut dia, orang Indonesia sangat senang membaca bermacam informasi yang datangnya tidak hanya dari buku.

"Memang kita belum mengkategorikan bahwa membaca WA (WhatsApp) atau aplikasi lainnya itu sebagai bagian dari literasi. Tapi saya yakin, jika yang dibaca dalam WA merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi kita, dan menambah pengetahuan, itu juga bagian dari kegiatan literasi," tutur Dadang, bergurau.

Hal ini didukung dengan peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia yang meningkat tajam. Ada pula penelitian yang menyebutkan orang Indonesia hanya bisa meninggalkan ponselnya selama 7 menit.

"Literasi digital sudah tumbuh sedemikian pesatnya di Indonesia, sekarang tinggal bagaimana kita mengarahkan literasi ini ke arah yang seharusnya," tutur Dadang.

Baca juga: Guru Bahasa Didorong Kuasai Multi Literasi

Ranah pendidikan literasi

Ilustrasi literasi dan pendidikanThinkstocks/URFINGUSS Ilustrasi literasi dan pendidikan
Agar mendapatkan hasil yang optimal, literasi penting untuk difokuskan di tiga lingkungan. Adapun tiga lingkungan itu mencakup lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

Keluarga menjadi pintu gerbang pertama yang menentukan apakah seseorang sudah mendapatkan pengetahuan literasi atau tidak, yakni melalui contoh yang diberikan oleh orangtua.

"Sangat sulit seorang anak memiliki kebiasaan membaca, jika orangtuanya saja tidak pernah membaca," kata Dadan.

Dadan menyebut, minimal dalam sebuah keluarga terdapat bacaan seperti surat kabar, majalah, buku-buku pengetahuan, kitab suci, dan sebagainya.

"Seorang anak pasti akan mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya, saya yakin itu,” ucapnya.

Jika literasi di lingkungan keluarga sudah terbentuk, maka lingkungan selanjutnya seperti sekolah dan masyarakat hanya menjadi penguat saja. Namun, apabila belum terbentuk, literasi di tingkat sekolah menjadi andalan.

"Setiap sekolah pasti memiliki kegiatan literasi. Tidak mungkin ada sebuah diskusi tanpa ada membaca. Jadi sekolah menjadi benteng literasi kedua setelah keluarga," ucap Dadang.

Terakhir, adalah literasi di masyarakat. Literasi ini bisa dilakukan oleh banyak pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, dan siapa pun anggota dalam masyarakat.

Ketiga ranah literasi ini harus terjalin dengan baik agar literasi yang tertanam di masyarakat semakin kuat.

"Kita akan kesulitan dalam membangun bangsa apabila membaca untuk meningkatkan pengetahuan diri sendiri saja tidak dilakukan," ujar Dadang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kemenag Minta Maskapai Saudia Diperiksa karena Kerap Ubah Kursi Pesawat Haji

Kemenag Minta Maskapai Saudia Diperiksa karena Kerap Ubah Kursi Pesawat Haji

Nasional
Kemenag Kecewa Maskapai Saudia Ubah Jadwal Terbang dan Jumlah Kursi Pesawat Jemaah Haji

Kemenag Kecewa Maskapai Saudia Ubah Jadwal Terbang dan Jumlah Kursi Pesawat Jemaah Haji

Nasional
Ketika PDI-P Kini Buka Peluang Dialog dengan Demokrat...

Ketika PDI-P Kini Buka Peluang Dialog dengan Demokrat...

Nasional
Eks Jaksa KPK Dody Silalahi Diperiksa Penyidik KPK Soal Dugaan Suap di MA

Eks Jaksa KPK Dody Silalahi Diperiksa Penyidik KPK Soal Dugaan Suap di MA

Nasional
AHY Masuk Radar Cawapres Ganjar, PDI-P: Politik Harus Buka Ruang Dialog

AHY Masuk Radar Cawapres Ganjar, PDI-P: Politik Harus Buka Ruang Dialog

Nasional
Bripka Andry Ajukan Perlindungan, LPSK: Syarat Materiil Belum Lengkap

Bripka Andry Ajukan Perlindungan, LPSK: Syarat Materiil Belum Lengkap

Nasional
Hari Ke-17, Sebanyak 26 Jemaah Haji Indonesia Wafat di Arab Saudi

Hari Ke-17, Sebanyak 26 Jemaah Haji Indonesia Wafat di Arab Saudi

Nasional
Jokowi Teken Perpres 31/2023, Pembangunan Bandara VVIP di IKN Dibiayai APBN

Jokowi Teken Perpres 31/2023, Pembangunan Bandara VVIP di IKN Dibiayai APBN

Nasional
Hary Tanoe Pimpin Langsung Kerja Sama Politik Perindo-PDI-P

Hary Tanoe Pimpin Langsung Kerja Sama Politik Perindo-PDI-P

Nasional
Demokrat Desak Anies Umumkan Bacawapres, Nasdem: Ini Bukan Cari Wakil Kades

Demokrat Desak Anies Umumkan Bacawapres, Nasdem: Ini Bukan Cari Wakil Kades

Nasional
PDI-P Ungkap Peran Puan dalam Masuknya AHY Jadi Kandidat Cawapres Ganjar

PDI-P Ungkap Peran Puan dalam Masuknya AHY Jadi Kandidat Cawapres Ganjar

Nasional
AHY Masuk Radar Cawapres Ganjar, PDI-P: Spontanitas Mbak Puan

AHY Masuk Radar Cawapres Ganjar, PDI-P: Spontanitas Mbak Puan

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Tak Masak hingga Merokok di Kamar Hotel

Kemenag Imbau Jemaah Haji Tak Masak hingga Merokok di Kamar Hotel

Nasional
Saat Jokowi-Anwar Ibrahim Saling Menyebut 'Sahabat' Satu Sama Lain

Saat Jokowi-Anwar Ibrahim Saling Menyebut "Sahabat" Satu Sama Lain

Nasional
KPK Sebut Pengetahuan Demokrat soal Musda Kaltim Disokong Uang Korupsi Harus Didalami

KPK Sebut Pengetahuan Demokrat soal Musda Kaltim Disokong Uang Korupsi Harus Didalami

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com