"Siapa yang membuat gambar nakal seperti ini? Tapi kok saya lihat-lihat, mirip saya. Ternyata memang benar saya. Tapi tahun segitu, saya belum lahir. Ya kok bisa-bisanya masih percaya gitu lho," ujar Jokowi.
Ketiga, kata Jokowi, isu PKI tidak hanya berembus bagi dirinya, melainkan juga menerpa kedua orangtuanya. Jokowi menegaskan, saat ini merupakan era keterbukaan.
Seseorang dapat dengan mudah mengecek sebuah isu apakah benar atau bohong.
"Datangi saja masjid di dekat rumah saya, dekat rumah orangtua saya. Tanya, apa benar?Gitu saja kok enggak bisa? Di Solo itu NU ada, Muhammadiyah ada, Persis ada, LDII ada, FPI ada, semuanya ada. Tanyakan saja ke mereka, apa susahnya tho?" ujar Jokowi.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, menceritakan kisah di balik buka-bukaan Jokowi soal isu PKI.
Arsul mengatakan, Jokowi sebenarnya tidak mau menanggapi isu itu.
"Saya melihat Pak Jokowi semula tidak mau merespons soal itu karena itu kan masalah yang difitnahkan dalam Pilpres 2014 via Obor Rakyat," ujar Arsul.
Arsul mengatakan, pelaku fitnah lewat majalah Obor Rakyat itu sudah dipidana.
Baca juga: Jokowi Menjawab Isu Miring, dari PKI hingga Harga Sembako
Namun, masih ada kelompok masyarakat yang percaya dengan isu itu. Jokowi masih dianggap sebagai anggota PKI.
Tahun demi tahun berlalu, hingga pemilihan presiden akan digelar lagi. Akan tetapi, isu bahwa Jokowi adalah anggota PKI tidak juga hilang.
Arsul mengatakan, banyak pihak yang mengangkat isu itu di beberapa daerah.
"Kami memang menemukan di lapangan bahwa masih ada yang tetap menyebarkan isu itu dan juga ada segmen pemilih tertentu yang masih percaya," ujar Arsul.
Akhirnya, Tim Kampanye Nasional memberikan saran kepada Jokowi untuk menjawab isu-isu itu.
Baca juga: Jokowi: 9 Juta Masyarakat Percaya Saya PKI
Arsul mengatakan, Jokowi harus angkat bicara agar isu ini tidak terus-menerus bergulir.
"Kami pun di TKN menyarankan kepada Pak Jokowi agar Beliau merespons langsung soal itu sehingga masyarakat bisa mendengar dari tangan pertama," ujar kata Sekjen Partai Persatuam Pembangunan ini.