Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Taufik Kurniawan Jadi Tersangka, DPR Perlu Pertimbangkan Penggunaan Sistem E-Budgeting

Kompas.com - 05/11/2018, 19:13 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karius meminta lembaga DPR menunjukkan niat yang serius untuk berubah demi mengembalikan citra dan wibawa.

Pasca ditetapkan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

“Dari sisi DPR saya kira yang mutlak harus dibenahi adalah sistem pembahasan anggaran yang selama ini menjadi lahan bancakan anggota DPR. DPR harus sudah mempertimbangkan penggunaan sistem e-budgeting agar tak mudah melakukan permainan dengan pihak lain,” ujar Lucius kepada Kompas.com, Senin (5/11/2018).

Menurut Lucius, DPR harus menunjukkan pembenahan serius mengenai tata kelola keuangan parpol.

Baca juga: Pengganti Taufik Kurniawan sebagai Wakil Ketua DPR Mengerucut Satu Nama

Lucius menuturkan, informasi soal anggaran perlu dibuat transparan dan akuntabel sehingga publik mengetahui.

"Saya menilai korupsi di DPR hanyalah ujung dari sistem busuk yang dirawat oleh Partai Politik,” kata Lucius.

Lucius berpendapat, merajalelanya korupsi oleh anggota DPR tak lepas dari lemahnya kontrol parpol.

“Kontrol yang lemah sangat mungkin karena parpol menjadi bagian dari praktek busuk korupsi, kata Lucius.

Baca juga: Jadi Tersangka, Taufik Kurniawan Mundur dari Tim Prabowo-Sandi

Partai politik, kata Lucius, diharapkan menjadi pengontrol anggota DPR dalam bekerja dan berperilaku. Sehingga anggota DPR memiliki kualitas dan integritas yang paripurna.

Menurut Lucius, perlu dipikirkan untuk membantu keuangan parpol oleh APBN. Namun, harus jelas tahapan dan mekanismenya.

“APBN tak bisa memberikan bantuan pada parpol jika tata kelola tertutup dan oligarkis sepertiga saat ini belum berubah. Jadi parpol harus berjuang untuk mengubah budaya tertutup dan koruptifnya agar APBN bisa dipakai menghidupi partai,” tutur Lucius.

Lucius menambahkan, momentum Pemilu bisa dijadikan jembatan untuk mengubah wajah parlemen ke depannya.

Lucius mengingatkan, pemilih untuk memiliki kesadaran akan pentingnya integritas para calon wakil rakyat.

Baca juga: Alasan KPK Putuskan Menahan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan

“Pemilih harus memanfaatkan masa kampanye ini untuk menuntut keterbukaan caleg terkait rekam jejaknya,” kata Lucius.

“Hanya yang punya rekam jejak baik yang dipilih untuk mewakili rakyat pada Pemilu 2019,” sambung Lucius.

Penetapan Taufik Kurniawan sebagai tersangka ini merupakan hasil pengembangan kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Taufik diduga menerima hadiah atau janji terkait dengan perolehan anggaran DAK fisik pada perubahan APBN Tahun Anggaran 2016. Setelah M Yahya Fuad dilantik sebagai Bupati Kebumen, ia diduga melakukan pendekatan pada sejumlah pihak termasuk Taufik.

Dalam pengesahan APBN Perubahan Tahun 2016, Kabupaten Kebumen mendapat alokasi DAK tambahan sebesar Rp 93,37 miliar.

Taufik disangkakan melanggar pasal 12 huruf a atau pasal 12 hurut b atau pasal 11 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com