Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA POPULER: Lomba Tempe Sandiaga-Jokowi hingga Eksekusi Mati TKI

Kompas.com - 01/11/2018, 06:36 WIB
Laksono Hari Wiwoho

Editor

KOMPAS.com - Berita apa saja yang menarik perhatian pembaca Kompas.com sepanjang Rabu (31/101/2018) kemarin?

Simak berita terpopuler Kompas.com tersebut dalam rangkuman artikel berikut ini.

1. Ajakan lomba tempe

Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengajak calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi untuk lomba mencari bentuk tempe di seluruh pasar di Indonesia.

"Sekarang kita lakukan pencarian tempe seperti apa ke depan. Ini menarik, karena kita mengerucutkan pemilu ini ke satu diskursus ke makanan yang paling favorit di Indonesia," kata Sandiaga di Gedung Serbaguna Rumah Jabatan Anggota DPR RI, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (31/10/2018).

Tantangan ini, menurut dia, untuk mengetahui fakta di pasar soal ukuran tempe. Beberapa waktu lalu, Sandiaga mengatakan bahwa ibu-ibu mengeluh karena ukuran tempe semakin kecil.

Sementara itu, dari blusukannya di Bogor, Selasa (30/10/2018) malam, Jokowi memborong tempe berukuran besar. Capres petahana itu memastikan bahwa harga kebutuhan pokok terkendali.

Baca juga: Sandiaga Ajak Jokowi Lomba Cari Ukuran Tempe di Seluruh Indonesia

2. Direktur Teknik Lion Air dicopot

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membebastugaskan Direktur Teknik Lion Air Muhammad Asif dan perangkat yang berkaitan dengan penerbangan pesawat JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang.

Budi mengatakan, pemberhentian itu dilakukan untuk kemudahan pemeriksaan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi atas musibah jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 milik Lion Air.

"Untuk mempermudah dilakukan pemeriksaan, Direktur Teknik dibebastugaskan agar pemeriksaan dilakukan dengan baik dan terang benderang prosedur apa yang benar dan yang salah," kata Budi.

Baca juga: Ini Alasan Menhub Bebas Tugaskan Direktur Teknik Lion Air

3. Jokowi sesalkan eksekusi mati TKI

Pemerintah Indonesia menyesalkan eksekusi mati yang dilakukan Arab Saudi terhadap tenaga kerja Indonesia asal Majalengka, Tuti Tursilawati.

Presiden Joko Widodo mengatakan, eksekusi tersebut dilakukan Arab Saudi tanpa memberi notifikasi terlebih dahulu kepada Indonesia.

"Memang itu patut kita sesalkan. Saya sudah berkali-kali setiap bertemu, baik dengan Sri Baginda Raja Salman, dengan Pangeran Muhammad bin Salman, terakhir dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, saya ulang-ulang terus," kata Jokowi.

Eksekusi mati terhadap Tuti dilakukan pada Senin (29/10/2018) di Kota Taif. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah memanggil Duta Besar Arab Saudi di Jakarta pada Selasa (30/10/2018), untuk menyampaikan protes secara langsung.

Baca juga: Presiden Jokowi Sesalkan Eksekusi Mati Tuti Tanpa Notifikasi dari Arab Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com