JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT PLN Persero Sofyan Basir menilai kenaikan tarif listrik belum diperlukan meskipun PLN mengalami kerugian Rp 18,5 Triliun pada kuartal III/2018.
"Enggak lah, karena operasional kita masih untung," kata Sofyan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/10/2018).
Sofyan mengatakan, PLN memang mengalami kerugian dalam hal pembukuan, namun bukan secara operasional. Secara operasional, ia mengklaim PLN justru mencetak laba.
Sementara pada pembukuan, PLN tercatat rugi karena memiliki utang dalam dollar yang saat ini nilainya menguat terhadap rupiah.
Padahal, kata Sofyan, sebagian besar pinjaman PLN sebenarnya baru akan jatuh tempo pada 10-30 tahun mendatang.
Baca juga: Kementerian ESDM: Tarif Listrik di Indonesia Paling Murah se-Asean
"Rugi pembukuan itu kan ada kita punya utang misalnya utang dolar, hari ini kan enggak dieksekusi utangnya, enggak dilunasi," kata dia.
PLN sebelumnya merilis laporan keuangan kuartal III 2018.
Dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/10/2018), rugi bersih PLN sebesar Rp 18,50 triliun di akhir September 2018, sementara di periode tahun sebelumnya PLN masih membukukan laba Rp 3,04 triliun.