JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siraj mengecam keras eksekusi mati yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi terhadap TKI asal Majalengka, Tuti Tursilwati.
Tuti dieksekusi mati pada Senin (29/10/2019).
Said menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga Tuti Tursilawati.
Ia menyesalkan tidak adanya notifikasi dan pemberitahuan resmi kepada Perwakilan RI di Arab Saudi soal eksekusi mati itu.
Baca juga: DPR Dukung Protes Pemerintah ke Arab Saudi Terkait Eksekusi Mati Tuti Tursilawati
Menurut dia, hal ini menunjukkan kapada dunia internasional tidak transparannya informasi terkait hal ini.
“Ada ketidaktransparansian. Ada yang ditutup-tutupi. Inilah yang harus diungkapkan,” ujar Said melalui keterangan tertulis, Rabu (31/10/2018).
Said mengatakan, eksekusi mati yang dilakukan Arab Saudi terhadap Tuti harus disikapi dengan tegas dan serius.
Said meminta pemerintah segera mengambil langkah-langkah strategis dan diplomasi untuk menyampaikan protes keras kepada Pemerintah Arab Saudi.
"Sikap Saudi (Pemerintah Arab Saudi) dari dulu tetap tidak berubah secara signifikan dalam konteks penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kepatuhan pada tata krama diplomasi internasional,” kata Said.
Baca juga: Arab Saudi Diminta Lebih Komunikatif Terkait Eksekusi Mati WNI
PBNU akan mendorong dan mendukung pemerintah untuk mencari jalan keluar terbaik bagi persoalan ini.
"Ya, kami akan komunikasi dengan Pemerintah,” ujar dia.
Tuti Tursilawati merupakan tenaga kerja Indonesia asal Desa Cikeusik, Majalengka, Jawa Barat.
Ia divonis mati oleh pengadilan di Arab Saudi pada Juni 2011 dengan tuduhan membunuh majikannya.
Nisma Abdullah, Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia yang mendampingi kasus itu sejak awal, mengatakan, pembunuhan itu tak disengaja lantaran Tuti membela diri dari upaya pemerkosaan majikannya.
Selama bekerja di rumah majikannya itu, menurut Nisma, Tuti kerap mendapat pelecehan seksual hingga pemerkosaan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.