"Terakhir saya masuk pasar di Semarang. Saya tanya mbok-mbok yang berjualan, harganya stabil atau enggak stabil. Saya tanyakan itu. 'Enggak ada Pak, hanya cabai, Pak. Cabainya agak naik'. Tapi itu biasa, harga cabai ada naik, ada yang turun," kata Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, jika harga bahan pokok turun sangat rendah, yang rugi justru petani. Oleh karena itu, pemerintah selalu berupaya menyeimbangkan harga agar petani tidak rugi, tetapi juga tidak memberatkan konsumen.
"Jangan sampai kita ini termakan isu-isu yang tidak benar. Wong saya setiap pagi bacaan saya harga-harga, angka-angka. Jangan dipikir saya enggak baca," kata Jokowi.
"Saya selalu setiap pagi, telur berapa, beras berapa, mungkin dengan ibu-ibu lebih tahu saya," tambah dia disambut riuh ibu-ibu yang hadir di acara tersebut.
Wajar
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, mengatakan, langkah Jokowi secara berulang menjawab tudingan yang diarahkan kepadanya adalah sesuatu yang wajar. Sebab, tudingan yang dilemparkan kepada Jokowi juga direproduksi berulang-ulang di media sosial.
Baca juga: Timses Jokowi Sebut Pelaporan ke Bawaslu soal Kampanye Terselubung Tak Berdasar
"Kalau kita lihat dari aspek komunikasi, kalau tudingan berulang-ulang tidak ada respons yang berulang-ulang juga, maka yang terkonstruksi di masyarakat bahwa tudingan itu benar," kata Emrus kepada Kompas.com, Rabu (31/10/2018) pagi.
Oleh karena itu, Emrus berpendapat bahwa langkah Jokowi yang menjawab tudingan dalam berbagai kesempatan itu sudah tepat. Namun, Emrus juga menilai hal tersebut belum cukup.
Menurut dia, Jokowi dan pembantunya tidak cukup hanya menjawab tudingan yang dilemparkan lawan politik. Namun, sebaiknya Jokowi juga bisa menciptakan isu positif terkait keberhasilan pemerintahannya.
Dengan demikian, publik tidak terjebak pada balas pantun politik. "Jadi timses Pak Jokowi atau pemerintah harus menjelaskan ke publik keberhasilan yang dilakukan pemerintah, dan itu harus disampaikan secara berulang-ulang juga," kata Direktur Eksekutif Emrus Corner ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.