SURABAYA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo meminta seluruh tim suksesnya tidak terlena dengan hasil survei sejumlah lembaga.
Sejumlah lembaga survei menempatkan tingkat elektabilitas Jokowi mengungguli kontestan Pilpres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
"Tadi saya juga menyampaikan mengenai hasil survei. Jangan itu dipakai untuk menjadikan kita terlena," ujar Jokowi, kepada wartawan, seusai pengarahan kepada Tim Kampanye Nasional pada Rakernas di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/10/2018).
Hasil survei, lanjut Jokowi, seharusnya menjadi panduan apa yang harus dibenahi di dalam kerja kampanye.
Baca juga: Jokowi: Saya Doakan Nasdem Masuk 3 Besar
"Saya sampaikan survei-survei itu harus menjadi koreksi mana yang kurang, menjadi evaluasi mana yang harus diperbaiki. Harus menjadi evaluasi dan koreksi bagi seluruh tim," ujar dia.
Jokowi mengingatkan kembali bahwa seluruh tim sukses harus tetap bekerja keras di dalam bekerja.
Pesan yang sama sempat diungkapkan pula oleh Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla.
Ia mengingatkan seluruh tim sukses tidak terbuai oleh hasil survei sejumlah lembaga.
"Saya ingatkan, jangan terlalu over optimis akibat survei (elektabilitas)," ujar Kalla, dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) TKN di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/10/2018).
Baca juga: Kaus Baru Jokowi...
Kalla kemudian merujuk kepada salah satu peristiwa politik di Amerika Serikat, 2016 lalu, yakni kemenangan Trump atas Hillary.
Sejumlah lembaga survei menjelang pemilihan presiden menempatkan elektabilitas Hillary Clinton pada posisi unggul dibandingkan Trump.
Kalla menyebut, dari 9 lembaga survei, hanya satu lembaga yang menempatkan Trump unggul atas Hillary.
Kondisi itu, lanjut Kalla, membuat kubu Hillary terbuai dan menjadi lengah.
Baca juga: Menteri Amran Dampingi Jokowi Lepas Kirab Santri di Alun-alun Sidoarjo
"Sementara Trump terus mengkampanyekan kebangkitan Amerika di saat Hillary berbicara ekonomi global dan sebagainya. Trump berbicara kepentingan rakyat Amerika, memagari (perbatasan dengan) Meksiko. Itu menimbulkan semangat internal masyarakat Amerika," ujar Kalla.
Akhirnya, pemilih Hillary merasa bahwa mereka yang pasti memenangkan pemilu. Oleh sebab itu, banyak yang akhirnya tidak menggunakan hak pilihnya karena terlampau yakin.
Pemilu pun dimenangkan oleh Trump yang berpasangan dengan Michael Richard Pence.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.