"Yang sontoloyo itu adalah orang yang tidak melaksanakan ini dengan baik. Yang tidak merencanakan dengan matang. Yang tidak memenuhi prosedur sesuai tata aturan yang ada. Itu lah yang sontoloyo," kata Fadli.
Antikritik
Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan meminta Presiden Joko Widodo tidak antikritik. Hinca menegaskan bahwa kritik adalah hal yang diperlukan dan lumrah dalam demokrasi.
"Yang baiklah, kita menggunakan istilah-istilah yang baik di tengah masyarakat, dan kritik-kritik yang disampaikan para politisi itu masih sesuatu yang normal. Ada suatu kebijakan Anda kritisi, itu normal saja," kata Hinca.
Hinca menilai, gaya komunikasi Presiden Joko Widodo agak berbeda dengan sebelumnya.
Baca juga: Jokowi Sebut Banyak Politisi Sontoloyo, Ini Pesan dari Sekjen Demokrat
Ia mengatakan, dinamika politik selama 5-6 bulan ke depan akan semakin dinamis dan hal itu akan membuat setiap politisi memperlihatkan karakter aslinya.
Oleh karena itu, Hinca berharap semua pihak menjaga pernyataannya dan tak menyinggung pihak lain.
"Kritik itu harus dianggap sebagai vitaminlah. Tidak perlu misalnya dianggap menjadi terus berseberangan sekali. Jadi saya kira dalam alam demokrasi yang terbuka kritik itu sangat baik," lanjut Hinca.
Klarifikasi Jokowi
Keesokan harinya, Presiden Jokowi mengklarifikasi maksud pernyataannya soal politisi sontoloyo. Menurut Jokowi, penyebutan sontoloyo itu ditujukan bagi politisi yang menggunakan cara-cara tidak sehat, seperti politik adu domba, politik pecah belah, dan politik dan kebencian.
"Kalau masih pakai cara-cara lama seperti itu, masih memakai politik kebencian, politik SARA, politik adu domba, politik pecah belah, itu namanya politik sontoloyo," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, selama ini ia menahan diri untuk tak mengeluarkan pernyataan seperti itu. Akan tetapi, menurut dia, telah berlangsung cara-cara politik kotor hanya demi meraih kekuasaan baik di tingkat kota, kabupaten, provinsi, bahkan perebutan kursi presiden.
"Saya itu enggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena saya itu sudah jengkel, keluarlah itu (sontoloyo). Saya tuh biasanya bisa ngerem. Tapi sudah jengkel, ya gimana," ujar Jokowi.
Jokowi menegaskan bahwa penyebutan politisi sontoloyo yang ia maksud bukan untuk para politisi yang mengkritik program pemerintah.
"Tidak apa-apa, kritik itu tidak apa-apa. Memberi masukan itu tidak apa-apa," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.