Sementara untuk Prabowo, 11,6 persen responden menyatakan lebih mendukung, 49,8 persen sama saja, 17,9 persen lebih tidak mendukung dan 20,7 persen tidak menjawab.
"Jadi ada 17,9 persen publik yang menjadi lebih tidak mendukung Prabowo," kata Ikrama.
Dari sisi elektabilitas pada September 2018, sebelum ada kasus hoaks Ratna Sarumpaet, Jokowi-Ma'ruf Amin 53,2 persen, Prabowo-Sandiaga Uno 29,2 persen dan 17,6 persen belum memutuskan.
Sementara pascakasus hoaks Ratna Sarumpaet, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin naik jadi 57,7 persen pada Oktober 2018. Adapun Prabowo-Sandiaga Uno turun menjadi 28,6 persen.
Sementara itu, persentase yang belum memutuskan menyusut tinggal 13,7 persen.
Dari data itu, LSI Denny JA menarik kesimpulan bahwa aksi hoaks Ratna Sarumpaet membuat pemilih yang masih mengambang lebih terdorong memilih Jokowi.
Baca juga: Survei LSI: Pasca-hoaks Ratna, Dukungan Pemilih Berpendidikan Tinggi ke Prabowo Turun
Ditinggal Kaum Terpelajar
Bila ditelaah lebih dalam lagi, survei LSI Denny JA juga mengungkapan adanya penurunan dukungan pemilih kalangan terpelajar terhadap pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pascakasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Sebanyak 6,6 persen responden survei ini berpendidikan di atas SMA. Sisanya, atau 93,4 persen berpendidikan akhir SD, SMP, dan SMA.
Dari total jumlah responden yang berpendidikan tinggi, hanya 37,4 persen yang memilih Prabowo-Sandiaga Uno pada Oktober 2018.
Padahal, pada survei September 2018, sebanyak 46,8 persen responden berpendidikan tinggi memilih Prabowo-Sandiaga Uno.
Di sisi lain, dukungan kalangan berpendidikan tinggi kepada Jokowi-Ma'ruf Amin justru naik. Pada September 2018, angkanya 40,5 persen, sedangkan pada Oktober 2018 menjadi 44 persen.
Selain kalangan terpelajar, elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno juga turun di segmen responden penghasilan menengah ke atas. September 2018 angkanya 43,8 persen, namun menjadi 34,5 persen saja pada Oktober 2018.
Menurut kesimpulan LSI Denny JA, kedua kalangan responden itu merupakan kalangan yang lebih banyak mengakses informasi sehingga tahu persis kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
Sandiaga Tak Sepakat