Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gestur Hormat Sebelum Kereta Berangkat Menuai Pro-Kontra, Ini Kata PT KAI

Kompas.com - 22/10/2018, 18:04 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Petugas PT Kereta Api Indonesia saat ini memiliki "tradisi" unik, yaitu dengan memberikan gestur hormat ke para penumpang sebelum kereta api berangkat. 

Gestur hormat itu dilakukan dengan menyilangkan tangan di dada dan sedikit membungkukkan badan. Sikap ini dilakukan baik oleh porter, petugas keamanan atau petugas lain.

Selintas, tradisi ini mengingatkan kita akan tradisi menundukkan badan yang ada di Jepang. Sejumlah warganet pun menyoroti gestur tersebut, sehingga menjadi pro dan kontra di masyarakat.

Pro dan kontra tersebut disampaikan salah satunya melalui media sosial Twitter, dengan me-mention akun resmi Twitter PT Kereta Api Indonesia (KAI), @KAI121.

Beberapa orang ada yang mengapresiasi gestur hormat tersebut. Namun, ada yang mengkritik gestur itu karena dianggap berlebihan dan tak sesuai dengan budaya Indonesia. Ada juga yang menilai petugas terkesan merendahkan diri di hadapan penumpang.

Padahal, di Jepang biasanya tradisi menundukkan badan itu akan dibalas juga dengan gestur yang sama oleh pihak lain.

Baca juga: Saat Porter Stasiun Beri Penghormatan kepada Penumpang yang Berangkat

Namun, Kepala Humas PT KAI Agus Komaruddin mengatakan, gestur hormat ini sebenarnya sudah dilakukan sejak ada instruksi dari direksi PT KAI, tepatnya 14 Agustus 2018 lalu. Gestur tersebut pertama kali dilaksanakan di Daerah Operasional 1 Jakarta.

"Tujuannya kan sebenarnya pemberian salam hormat atau salam terima kasih, sebagai bentuk untuk meningkatkan pelayanan atau service excellence, pada para penumpang kereta api dengan salam hormat seperti itu," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/10/2018).

Menurut Agus, pro dan kontra terhadap kebijakan suatu perusahaan merupakan hal yang biasa.

"Jadi memang, kalau mengenai masalah pro kontra dan sebagainya ya monggo, silakan. Masing-masing perusahaan kan punya cara atau perilaku yang mungkin secara formatnya berbeda," ujar dia.

Tak ikuti negara lain

Agus menegaskan, gestur hormat yang dilakukan oleh petugas PT KAI tersebut bukanlah suatu adaptasi dari budaya negara lain.

"Tidak. Tidak ada (adaptasi budaya lain)," kata dia.

"(Gestur hormat ini dari) KAI sendiri. Ya monggo orang punya pendapat silakan saja, tapi yang jelas kami memberikan suatu pelayanan seperti itu, dengan menyilangkan tangan di depan dada dengan sedikit membungkuk" lanjutnya.

Menurut dia, gestur hormat yang dilakukan ini sudah melalui pengkajian dari PT KAI.

Tidak semua stasiun

Agus melanjutkan, gestur hormat yang dilakukan oleh petugas KAI tersebut tidak diberlakukan di semua stasiun.

"Ini khusus untuk stasiun-stasiun pemberangkatan kereta api jarak jauh atau intercity," tutur Agus.

Ia mengucapkan, terima kasih diberikan kepada pihak yang telah memberikan masukan kepada PT KAI.

Pihaknya, lanjut Agus, menerima segala saran dan masukan yang diberikan oleh berbagai pihak. Menurut dia, hal tersebut merupakan suatu bentuk apresiasi terhadap layanan yang diberikan oleh PT KAI.

Ia menyampaikan, saat ini pihaknya belum akan melakukan perubahan terkait gestur hormat tersebut. Meskipun demikian, PT KAI akan tetap melakukan evaluasi terhadap hal ini.

"Kami tetap melakukan evaluasi juga," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com