KOMPAS.com - Petugas PT Kereta Api Indonesia saat ini memiliki "tradisi" unik, yaitu dengan memberikan gestur hormat ke para penumpang sebelum kereta api berangkat.
Gestur hormat itu dilakukan dengan menyilangkan tangan di dada dan sedikit membungkukkan badan. Sikap ini dilakukan baik oleh porter, petugas keamanan atau petugas lain.
Selintas, tradisi ini mengingatkan kita akan tradisi menundukkan badan yang ada di Jepang. Sejumlah warganet pun menyoroti gestur tersebut, sehingga menjadi pro dan kontra di masyarakat.
Pro dan kontra tersebut disampaikan salah satunya melalui media sosial Twitter, dengan me-mention akun resmi Twitter PT Kereta Api Indonesia (KAI), @KAI121.
Beberapa orang ada yang mengapresiasi gestur hormat tersebut. Namun, ada yang mengkritik gestur itu karena dianggap berlebihan dan tak sesuai dengan budaya Indonesia. Ada juga yang menilai petugas terkesan merendahkan diri di hadapan penumpang.
Padahal, di Jepang biasanya tradisi menundukkan badan itu akan dibalas juga dengan gestur yang sama oleh pihak lain.
Baca juga: Saat Porter Stasiun Beri Penghormatan kepada Penumpang yang Berangkat
Namun, Kepala Humas PT KAI Agus Komaruddin mengatakan, gestur hormat ini sebenarnya sudah dilakukan sejak ada instruksi dari direksi PT KAI, tepatnya 14 Agustus 2018 lalu. Gestur tersebut pertama kali dilaksanakan di Daerah Operasional 1 Jakarta.
"Tujuannya kan sebenarnya pemberian salam hormat atau salam terima kasih, sebagai bentuk untuk meningkatkan pelayanan atau service excellence, pada para penumpang kereta api dengan salam hormat seperti itu," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/10/2018).
Menurut Agus, pro dan kontra terhadap kebijakan suatu perusahaan merupakan hal yang biasa.
"Jadi memang, kalau mengenai masalah pro kontra dan sebagainya ya monggo, silakan. Masing-masing perusahaan kan punya cara atau perilaku yang mungkin secara formatnya berbeda," ujar dia.
Tak ikuti negara lain
Agus menegaskan, gestur hormat yang dilakukan oleh petugas PT KAI tersebut bukanlah suatu adaptasi dari budaya negara lain.
"Tidak. Tidak ada (adaptasi budaya lain)," kata dia.
"(Gestur hormat ini dari) KAI sendiri. Ya monggo orang punya pendapat silakan saja, tapi yang jelas kami memberikan suatu pelayanan seperti itu, dengan menyilangkan tangan di depan dada dengan sedikit membungkuk" lanjutnya.
Menurut dia, gestur hormat yang dilakukan ini sudah melalui pengkajian dari PT KAI.