JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu) segera jadwalkan proses pemeriksaan dan klarifikasi terkait dugaan curi start kampanye yang dilakukan pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di sebuah surat kabar.
Meski belum ditentukan detail waktunya, pemeriksaan dan klarifikasi rencananya dilakukan dalam kurun waktu 14 hari pasca laporan masuk ke Bawaslu, atau terhitung sejak Jumat (19/10/2018).
"Waktu 14 hari ini kami gunakan buat melakukan segala kewajiban kita. Periksa pelapor, terlapor, saksi, melakukan analisis, kajian, dan itu juga sama-sama kita lakukan dengan kepolisian, kejaksaan, Sentra Gakkumdu," kata Komisioner Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo saat dihubungi, Senin (22/10/2018).
Menurut Ratna, dalam proses pemeriksaan dan klarifikasi, pihaknya akan lebih dulu memanggil pihak pelapor untuk melakukan klarifikasi atas pokok laporannya.
Baca juga: Sidang Dugaan Pelanggaran Kampanye Jokowi-Maruf Ditunda Lagi
Meskipun laporan telah lebih dulu dituangkan melalui form pelaporan, tapi, Bawaslu tetap harus meminta penjelasan dari pihak pelapor untuk dituangkan dalam berita acara.
Setelah memanggil pelapor, menyusul selanjutnya pemanggilan terhadap saksi, pihak terlapor, serta pemeriksaan barang bukti.
Ratna mengatakan, ada kemungkinan pihaknya memanggil tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf dan media yang menampilkan iklan pasangan nomor urut 1 tersebut sebagai pihak terlapor.
Namun, pihaknya masih harus lebih dulu mengidentifikasi persoalan, untuk melakukan pemanggilan terhadap pihak terlapor.
"Harus kami identifikasi sesuai dengan kebutuhan. Tentu yang paling penting kan yang berkaitan sama media yang digunakan," ujarnya.
Baca juga: KPU: Iklan Kampanye di Luar Waktu yang Ditentukan Berpotensi Langgar Aturan
Sebelumnya, seorang warga sipil melaporkan dugaan pelanggaran aturan kampanye yang dilakukan pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin ke Bawaslu, Jumat (19/10/2018).
Pada saat itu, Bawaslu hendak melakukan penelusuran terkait kasus tersebut. Namun, di saat bersamaan, ada warga yang melapor ke Bawaslu.