JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest meminta para elite politik untuk tak menggelontorkan isu dengan unsur Partai Komunis Indonesia (PKI) di setiap pemilihan umum.
Menurut Rian, isu PKI bisa menimbulkan kegaduhan, memancing konflik dan membangkitkan trauma masyarakat.
"Ini bisa menggoreng nih, masyarakat yang memang ada luka lama dan trauma, konflik antara PKI dengan teman-teman lain," kata Rian saat mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (12/10/2018).
Baca juga: Jokowi: Tugas Saya, Bersama TNI Memberantas Komunisme dan Warisan PKI
Rian mencontohkan, sikap Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon terkait unggahan berbentuk video berjudul "Potong Bebek Angsa PKI".
Rian menegaskan, memainkan isu seperti itu tak akan membuat kontestasi politik menjadi lebih sehat. Ia menyesalkan sikap Fadli Zon harus mengumbar video tersebut atas dasar kreativitas.
"Kalau menghidupkan hantu lama lagi (isu kebangkitan PKI), setiap lima tahun dihidupkan terus, mau sampai kapan ini berjalan? Di mana perdebatan ide, gagasan program, di mana? Padahal beliau ini Wakil Ketua DPR," ungkapnya.
Ia pun menceritakan dialognya dengan Fadli Zon dalam sebuah program di stasiun televisi. Pada waktu itu, kata Rian, Fadli mengaku unggahan video tersebut atas dasar kreativitas. Mendengar itu, Rian menegaskan bahwa kreativitas ada batasnya.
"Nanti kalau saya lagi badmood ada tembok kosong saya pilok aja, kalau di-stop Satpol PP, saya bilang aja saya menyalurkan kreativitas. Apa mau pola pikir seperti itu? Kan enggak," katanya.
Baca juga: Jokowi: Saya Dibilang PKI, Astagfirullahaladzim...
Oleh karena itu, Rian mendesak agar seluruh elite politik menahan diri dengan tidak menyebarkan isu-isu PKI.
Di satu sisi ia juga meminta elite politik yang menjadi pejabat negara untuk bijak dalam berpolitik. Sebab, kata Rian, gaji yang diperoleh pejabat negara berasal dari uang rakyat.
"Saya muak, orang saya capek-capek cari uang kerja dipotong pajak penghasilan, sepersekian kecil dari gaji beliau (Fadli Zon) kan dari uang saya, tapi kelakuan beliau kayak gitu. Saya enggak terima," ungkapnya.