JAKARTA, KOMPAS.com - Menginjak H+14 gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, percepatan pemulihan infrastruktur terus dilakukan.
Meski demikian, hingga saat ini sejumlah kendala masih ditemui mereka yang bertugas di lapangan.
Kendala itu, misalnya, dalam hal penyediaan air bersih.
Total terdapat 62 sumber air bersih yang tersebar di sejumlah titik. Jumlah tersebut terdiri dari 22 mobil tangki dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), 7 mobil tangki PMI, 2 water treatment yang beroperasi di Sigi, 1 water treatment di Donggala, dan 30 hidran minum di titik-titik strategis.
Baca juga: BNPB Sebut Tanggap Darurat Bencana di Sulteng Kemungkinan Diperpanjang
Dua dari tiga sumber air bersih di Kota Palu juga dilaporkan sudah aktif.
Meski demikian, jumlah tersebut ternyata belum mencukupi. Masih ditemukan kelangkaan pasokan air bersih di sejumlah titik.
Sementara, dalam hal penyediaan MCK, petugas telah memasang 25 unit MCK portable, 10 unit terpasang di Balaroa dan bandara.
Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah fasilitas MCK di lokasi pengungsian masih kurang.
Untuk penyediaan listrik, sejumlah instrumen tercatat telah beroperasi, seperti 7 gardu induk, 1.619 gardu distribusi, 66 unit genset mobile, dan 45 unit penyulang.
"90% persen pelayanan listrik secara total mencapai, pelanggan prioritas telah terlayani, yaitu 15 perkantoran pemerintah dan TNI, Polri, 2 kantor PDAM, 10 bank dan ATM, 11 SPBU, 8 rumah sakit, 18 BTS, 13 titik ekonomi, 16 rumah ibadah, 1 mal, dan 1 swalayan, jaringan listrik ke konsumen dalam pengecekan dan perbaikan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
Baca juga: BNPB: Tak Ada Pengusiran Relawan BPBD di Kantor Bappeda Palu
Meski demikian, pasokan listrik tersebut belum merata. Dilaporkan, pasokan listrik paling banyak masuk di wilayah Sigi.
Selain itu, petugas juga terus melakukan penyaluran bantuan logistik ke korban terdampak bencana.
Tercatat, jumlah logistik di Gudang Halim mencapai 105 ton, Makassar 58 ton, Balikpapan 120 ton, dan di Kota Palu 40 ton.
Untuk pendistribusian, dikerahkan 15 unit helikopter yaitu 3 unit dari BNPB, 6 unit dari TNI, 2 dari Polri, 3 dari PMI, dan 1 unit dari Basarnas
Dalam prosesnya, masih ditemukan kendala distribusi lantaran tersebarnya pos pengungsian di sejumlah titik, terutama di Donggala.