Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Bagaimana Pun Juga, Bu Ratna Seorang Ibu, Seorang Emak-emak, Manusia Biasa...

Kompas.com - 05/10/2018, 16:55 WIB
Yoga Sukmana,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut dua, Sandiaga Uno tidak mau lagi mengomentari kasus yang saat ini menjerat aktivis senior Ratna Sarumpaet.

Mantan anggota Badan Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu ditangkap polisi pada Kamis (4/10/2018) malam terkait kasus dugaan penyebaran informasi bohong atau hoaks.

"Saya rasa saya sudah cukup ya bicara dua hari berturut-turut tentang Bu Ratna. Kita doakan Beliau. Beliau lagi dalam keadaan yang tekanan sangat berat," ujar Sandiaga saat ditemui usai acara diskusi di Sunter, Jakarta Utara, Jumat (5/10/2018).

"Bagaimanapun juga dia seorang ibu, seorang emak-emak, seorang manusia biasa. Kita enggak tahu rencana besar Allah dengan rencana besar ini. Saya serahkan kepada yang di atas pasti ada hikmahnya," lanjut dia.

Baca juga: Pengacara Ratna Sarumpaet: Usianya Sudah Lanjut, Mau ke Mana Sih Dia?

Saat ditanya apakah kubu Prabowo-Sandiaga akan memberikan bantuan hukum kepada Ratna Sarumpaet, ia mengatakan itu urusan tim hukum yang mengkajinya.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, mengatakan, ia lebih fokus menjalankan kegiatan di masa kampanye ketimbang urusan Ratna Sarumpaet.

Apalagi, kata Sandiaga, kondisi Sulteng sudah mulai kondusif pasca bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

"Situsi di Palu sudah mulai kondusif kemungkinan kami melanjutkan kembali kegiatan kampanye kami," kata dia.

Seperti diketahui, sebelumnya beradar foto Ranta Sarumapaet dengan kondisi wajah yang bengkak. Disebutkan, Ratna mengalami penganiayaan di Bandung pada 21 September 2018.

Baca juga: Fadli Zon: Tim Prabowo-Sandiaga yang Paling Dirugikan Kasus Ratna Sarumpaet

Informasi itu terus bergulir hingga beberapa politisi mengunjungi Ratna dan menyatakan bahwa lebam di muka Ratna akibat dianiaya. Bahkan, capres Prabowo sampai membuat konferensi pers setelah melihat kondisi Ratna.

Ia mengecam orang-orang yang disebut telah menganiaya Ratna  dan menyebutnya sebagai tindakan pengecut. Prabowo menilai kasus Ratna merupakan ancaman bagi demokrasi.

Namun pada Rabu (3/10/2018), Ratna justru meminta maaf kepada Prabowo hingga Amien Rais. Ia mengaku telah berbohong terkait kondisi di wajahnya.

Sehari berselang, pihak Kepolisian menangkap Ratna di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Keberadaan Ratna di bandara lantaran akan pergi ke Chile.

.

.

.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mereka Meminta Maaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Datang ke MK, FPI, PA 212, dan GNPF Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Datang ke MK, FPI, PA 212, dan GNPF Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com