JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah elite politik dan politisi ramai-ramai meminta maaf atas pernyataan yang sebelumnya dibuat terkait dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Belakangan, mereka, dan juga publik, baru mengetahui bahwa Ratna hanya merekayasa cerita soal penganiayaan itu.
Saat kabar penganiayaan itu mencuat, kubu Prabowo-Sandiaga yang paling vokal terhadap kasus ini. Diawali pengakuan Wakil Ketua Tim Sukses Nanik S Deyang, dikuatkan dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, hingga puncaknya pernyataan keras dari Prabowo.
Prabowo, yang mengaku sudah bertemu Ratna, menuding penganiayaan terhadap salah satu tim suksesnya itu adalah hal pengecut. Dia menduga ada kepentingan politik di balik peristiwa itu.
Namun, keesokan harinya, polisi mulai menemukan titik terang soal kasus penganiayaan yang tak pernah dilaporkan ke polisi itu. Hasilnya, semua yang ditemukan polisi sama sekali berbeda dengan cerita Ratna.
Ratna menggelar konferensi pers pascapolisi membeberkan sejumlah kejanggalan itu. Ratna mengaku berbohong. Ia bahkan sudah berbohong kepada Prabowo dan Amien Rais. Tak lama setelah itu, elite-elite politik langsung meminta maaf. Siapa saja mereka?
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta maaf terkait kabar bohong mengenai penganiayaan salah satu anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet.
Prabowo menggelar konferensi pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018) pukul 21.00 WIB.
Ia didampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazier, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono, Sekretaris BPN Hanafi Rais, dan Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak.
Prabowo mengaku mengaku tergesa-gesa dalam menyikapi dan merasa telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum dipastikan kebenarannya.
Tak hanya Prabowo, beberapa politisi dan tokoh publik juga ikut menyatakan permintaan maaf karena ikut menyebarkan kabar bohong tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta maaf karena telah ikut menyebarkan berita hoaks bahwa Ratna Sarumpaet dianiaya.
Permintaan maaf tersebut ia sampaikan melalui akun Twitternya, @Fadlizon.
"Saya minta maaf kepada publik telah ikut menyampaikan pengakuan Bu RS bahwa ia dianiaya orang yang tak jelas. Hal ini karena menjawab pertanyaan media," tulis Fadli.
Menurut dia, respons spontan atas cerita Ratna yang mengaku dianiya telah menggugah dirinya, Prabowo, dan tokoh-tokoh lain untuk bersimpati.
Pada Minggu (30/9/2018) lalu, ia datang ke rumah Ratna dan mendengar langsung cerita soal penganiayaan itu. Saat itu, Ratna masih menyampaikan sangat terpukul dengan kejadian yang ia alami.
"Saya spontan waktu itu sampaikan agar lapor polisi, tapi ia belum mau. Lalu waktu ketemu Pak Prabowo disarankan visum, ia jawab akan memikirkan," kata Fadli.
"Ternyata sikap pembelaan ini dimanfaatkan untuk kebohongan yamg sama sekali tak terduga datang dari seorang aktivis Ratna Sarumpaet. Saya sangat kecewa," ucapnya.
3. Hanum Rais
Hanum Salsabiela Rais, putri dari Amien Rais, juga ikut meminta maaf melalui akun Twitter-nya.
Ia sempat mengunggah video dirinya bersama Ratna Sarumpaet. Dalam video itu ia berempati atas peristiwa yang dialami Ratna.
Bahkan, Hanum menyebut Ratna sebagai sosok pejuang layaknya Cut Nyak Dien. Namun, unggahan video tersebut telah dihapus.
"Memohon maaf adalah ajaran besar dalam Islam ketika kita berbuat keliru. Saya secara pribadi mohon maaf atas kecerobohan dalam mengunggah berita meski telah bertabayun pada ibu Ratna S langsung, hingga pada akhirnya yang bersangkutan telah mengaku berbohong. #KebohonganRatna," tulis Hanum melalui akun Twitter @hanumrais, Rabu (3/10/2018).
Selain itu, politisi Partai Gerindra Rachel Maryam pun turut meminta maaf. Ia mengaku berempati dan terbawa perasaan saat mendengar pengakuan Ratna Sarumpaet kepada Prabowo.
Saat itu, Rachel memercayai seluruh cerita yang diungkapkan Ratna Sarumpaet tanpa berprasangka buruk, apalagi menganggap Ratna berbohong.
"Saya secara pribadi menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada netizen. Saya terlalu reaktif dan emosional mendengar pengakuan penganiayaan yang menimpa Bu Ratna. Mungkin karena sesama perempuan. Sama sekali saya tidak menyangka kalau semua ini adalah kebohongan," tulis Rachel melalui aku Twitter @cumarachel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.