JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan, keputusan mengakhiri peringatan dini tsunami pasca-gempa di Sulawesi Tengah yang dilakukan BMKG sudah tepat.
Ia menjelaskan, pengakhiran peringatan dini tsunami berlangsung pukul 18.37 WITA.
Saat itu, waktu di Jakarta menunjukan pukul 17.37 WIB di mana kabar pengakhiran peringatan dini tsunami di Palu tersebar.
Saat pengakhiran peringatan dini tsunami dilakukan, kata Dwikorita, stafnya mencatat ketinggian permukaan air di Pelabuhan Pantoloan sudah surut yakni tinggal 30 cm.
Baca juga: BMKG dan LIPI Bikin Musik Video tentang Mitigasi Gempa Bumi...
Sementara itu, diberitakan ketinggian gelombang tsunami mencapai 3 meter.
Oleh karena itu, BMKG memutuskan untuk mengakhiri peringatan dini tsunami karena gelombang sudah surut.
"Itu kapal sudah masuk ke darat dan dia melihat ini air di mata kaki. Artinya apa, itu tsunami sudah berakhir. Karena kapal kandas itu sudah pukul 18.27 WITA itu kapal sudah ada di darat. Sudah kandas," kata Dwikorita usai rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabub(3/10/2018).
Baca juga: Viral Ramalan Gempa Megathrust, BMKG Beberkan Penjelasannya
"Nah kalau itu masih ada tsunami lagi, jadi setelah itu kan kami menunggu waktu. Tidak kami akhiri. Tapi setelah kami akhiri seandainya ada tsunami lagi, staf kami ini sudah terseret tsunami. Dia masih hidup," lanjut dia.
Ia menduga gelombang tsunami tiba di bibir Pantai Palu sekitar pukul 18.10 WITA saat langit masih cerah.
"Kemudian peringatan diakhiri 18.37 WITA. Jadi itu lah yang seoptimal mungkin kami upayakan untuk menyelamatkan jiwa dengan berbagai keterbatasan yang ada," ucap Dwikorita.
.
.