JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden Prabowo Subianto yakin ada motif politik di balik dugaan penganiayaan yang dialami anggota Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet.
Keyakinan Prabowo tersebut muncul karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca-penganiayaan.
Selain itu, kata Prabowo, Ratna sempat mengaku ada kalimat ancaman yang dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya.
"Ya ternyata tidak ada barang yang dicuri, tidak ada uang yang hilang, apalagi kalau bukan proses untuk intimidasi. Saya tidak tanya secara detail tapi ada kata-kata ancaman itu," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2018) malam.
Baca juga: Ini Kata Polri soal Dugaan Penganiayaan Ratna Sarumpaet
Prabowo mengatakan, dalam alam demokrasi, setiap orang bebas dalam memilih sikap atau pandangan politik apapun.
Jika ada pihak yang menganggap pernyataan Ratna selama ini sebagai fitnah, menurut Prabowo, seharusnya dapat diselesaikan melalui proses hukum.
Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu pun menyesalkan tindakan penganiayaan yang dialami oleh Ratna Sarumpaet.
Baca juga: Prabowo Akan Temui Kapolri Terkait Dugaan Penganiayaan Ratna Sarumpaet
"Kalau terjadi suatu fitnah ada prosesnya, bisa diadukan ke pengadilan. Tapi melakukan tindakan seperti ini terhadap seorang ibu-ibu berusia 70 tahun saya kira ini sebagai suatu tindakan yang di luar batas," kata Prabowo.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Prabowo pada Selasa (2/10/2018) sore, Ratna sempat menceritakan kronologi penganiayaan yang dialaminya.
Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Nanik S Deyang menuturkan, Ratna dianiaya oleh tiga orang pada 21 September 2018 lalu di sekitar Bandara Husein Saatranegara, Bandung, Jawa Barat.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto menyebutkan pihaknya belum menerima laporan polisi (LP) soal dugaan penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet.
"Ratna Sarumpaet, kita belum mendapatkan laporan, hanya informasi katanya dia dianiaya tanggal 21 September, nah itu kan sudah lama, enggak ada laporan, ya kita enggak tahu," kata Setyo di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).
Baca juga: Fadli Zon: Penganiayaan Ratna Sarumpaet Diduga Terjadi pada 21 September 2018
Setyo juga membenarkan informasi bahwa polisi mencari keberadaan Ratna ke sejumlah rumah sakit yang ada di Bandung.
Itu untuk menelusuri apakah Ratna sempat mendapat perawatan medis.
"Kita melakukan pengecekan di sana (rumah sakit di Bandung) enggak tahunya yang bersangkutan sudah ada di rumah, dan katanya bertemu dengan Pak Prabowo, katanya ya," terang dia.
Baca juga: Ratna Sarumpaet Disebut Dikeroyok di Bandung, Ini Kata Polisi dan Pihak Bandara