Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narapidana Tetap Diselamatkan Saat Bencana Alam, Ini Prosedurnya...

Kompas.com - 02/10/2018, 19:34 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembakaran Lembaga Pemasyarakatan Donggala dan lepasnya tahanan Lapas Palu di Sulawesi Tengah, menyisakan pertanyaan bagaimana sebenarnya prosedur penyelamatan tahanan atau narapidana saat terjadi bencana besar di suatu wilayah.

Dilansir dari Kompas TV, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Sri Puguh Budi Utami memaparkan penindakan yang terjadi saat gempa dan tsunami pada Jumat (28/9/2018) petang.

"Rutan Palu di guncangan 7,7 mereka dikumpulkan di tengah lapangan, sebagian masih ada di lantai dua," kata Sri di hadapan awak media.

Lantai dua diketahui menjadi tempat evakuasi untuk para warga binaan, jika terjadi bencana seperti banjir atau tsunami.

Bagaimanapun, seorang narapidana atau tahanan tetap memiliki hak untuk hidup. Sehingga lapas atau rutan memiliki tanggung jawab untuk menjaga hak dasar mereka.

Utami mengakui, para tahanan dan narapidana di beberapa rutan dan lapas di Sulawesi Tengah diizinkan untuk pulang setelah peristiwa gempa bumi dan tsunami pada Jumat (28/9/2018).

Dia mengatakan, hal itu terpaksa dilakukan karena mempertimbangkan alasan kemanusiaan.

"Tidak beradanya para tahanan dan narapidana di Lapas Palu, Rutan Poso dan Rutan Donggala, semata-mata sebagai kebutuhan penyelamatan diri atas dampak gempa," ujar Utami dalam siaran pers, Senin (1/10/2018).

Protap

Dikutip dari Tribun Lampung, Direktur Eksekutif LKBH SPSI Lampung, Akhmad Julian, menyebutkan bahwa acuan dari pengamanan narapidana atau tahanan saat terjadi bencana adalah Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara.

Pada Pasal 24 Ayat (2) disebutkan, bencana alam merupakan salah satu keadaan yang perlu diadakan penindakan oleh tim tanggap darurat yang terdiri dari petugas lapas atau rutan yang terlatih dan dibekali peralatan.

Di ayat selanjutnya dijelaskan, tim tanggap darurat berada di bawah koordinasi kepala lapas atau kepala rutan. Hal ini memungkinkan adanya perbedaan tindakan yang diambil oleh masing-masing Lapas atau Rutan.

Penindakan yang dimaksud, kemudian dijelaskan dalam Pasal 25. Tim tanggap darurat akan membunyikan tanda bahaya kemudian mengamankan orang, dalam hal ini narapidana atau tahanan.

Secara lebih rinci, tindak penyelamatan akan dilakukan berdasarkan pada Prosedur Tetap (Protap), Teknik dan Strategi Pencegahan dan Penindakan Gangguan Keamanan Ketertiban di Lapas dan Rutan, sebagai berikut:

Tembok lapas ambruk timpa mobil sedan, Lapas Pasangkayu Sulwesi barat minta bantuan pengamanan Polres Pasnagkayu agar tahanan tidak kabur dari rutan.KOMPAS.Com Tembok lapas ambruk timpa mobil sedan, Lapas Pasangkayu Sulwesi barat minta bantuan pengamanan Polres Pasnagkayu agar tahanan tidak kabur dari rutan.

1. Petugas membuka dan mengeluarkan narapidana dan tahanan dari dalam kamar ke tempat yang lebih aman atau terbuka.

2. Petugas mengamankan narapidana dan tahanan serta melakukan penghitungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com