JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mencatat sebanyak 59.450 orang mengungsi pasca gempa magnitudo 7,4 yang disusul tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pekan lalu.
"Ada 59.450 pengungsi yang terkumpul di 109 lokasi," ujar Menko Polhukam Wiranto di Jakarta, Senin (1/10/2018).
Mantan Panglima ABRI itu mengatakan, titik tempat pengungsian tidak terpusat di beberapa lokasi namun justru tersebar di berbagai lokasi.
Hal ini, kata Wiranto, disebabkan tidak adanya imbauan untuk masyarakat berkumpul pasca gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Palu dan Donggala.
Baca juga: Korban Meninggal Gempa dan Tsunami Palu Capai 925 Jiwa, 799 Luka-luka
"Ini memang kok banyak lokasi sebenarnya pada saat gempa bumi itu tidak ada petunjuk untuk kumpul di sini atau di sini, itu spontan," kata dia.
"Kemarin di kota Palu ada tempat pengumpulan para pengungsi dan pengungsi ini juga mereka orang yang punya duit karena mengungsi dengan mobil," sambung Wiranto.
Ia mengatakan, orang yang mengungsi berasal dari semua kalangan kelas ekonomi. Mereka trauma dan takut untuk tidur di bawah atap bangunan sehingga memilih untuk tidur di luar. Hal ini lah yang membuat titik lokasi pengungsian mencapai 109 lokasi.
Pemerintah, tutur dia, terus berupaya menyediakan tenda, makanan, air bersih, dan MCK. Wiranto yakin bila kebutuhan itu tersedia, masyarakat bisa lebih tenang menunggu hingga rehabilitasi dan rekonstruksi lokasi bencana pasca tanggap darurat.