JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus anggota Komisi III DPR Abdul Kadir Karding mengimbau masyarakat agar tak memaksakan untuk pergi ke Palu dan mencari keluarganya yang menjadi korban gempa dan tsunami.
Pasalnya situasi di Palu saat ini serba terbatas, dari mulai akses jalan, jaringan telekomunikasi, hingga bahan kebutuhan pokok.
"Di Palu itu kan justru keadannya sulit, cari makan susah. Disarankan tidak usah ke Palu. Saya minta tidak usah ke Palu, kita berdoa saja dan cari dana (bantuan)," kata Karding saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/10/2018).
Ia menuturkan, banyak masyarakat pedesaan yang pergi ke Palu untuk mencari keluarganya yang menjadi korban gempa di Palu.
Baca juga: Gempa Palu Sebabkan 2,491 Rumah di 2 Perumahan Ambles
Menurut Karding, Palu sebagai salah satu wilayah perkotaan di Sulawesi Tengah memang padat penduduk karena menjadi target urbanisasi oleh warga desa untuk mencari kerja dan bersekolah.
"Sekarang rata-rata di Palu itu banyak urbanisasi ya. Banyak orang-orang desa yang ada di Palu, yang enggak ada kabar, itu orang tua dan keluarga yang di kampung itu datang ke Palu dengan menggunakan roda dua," ujar politisi kelahiran Donggala, 25 Maret 1973 itu.
Sejak gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah.
Hingga Senin pukul 13.00, tercatat 844 orang meninggal dunia, 90 orang hilang, serta 632 luka berat dan dirawat di rumah sakit. Selain itu, ada 48.025 jiwa mengungsi di 103 titik di Kota Palu.
Proses penyaluran bantuan terhadap korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala juga mengalami sejumlah kendala.
Baca juga: BPBD: Kerusakan Paling Dahsyat di Balaroa dan Petobo, Ribuan Orang Diduga Masih Tertimbun
Kendala itu di antaranya, padamnya aliran listrik dan akses komunikasi yang terbatas. Selain itu, akses alat berat terbatas dan kondisi jalan yang rusak juga menghambat proses pengiriman alat dan barang.
Apalagi, daerah yang terdampak gempa dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 itu sangat luas.
Data sementara BNPB hingga Senin (1/10/2018), jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami mencapai 844 orang.
Menurut BNPB, setidaknya ada 254 kali gempa bumi susulan yang terjadi hingga Senin (1/10/2018) pukul 13.00 WIB. Namun, dari jumlah tersebut, hanya sembilan gempa yang dirasakan oleh warga Palu dan Donggala.
Selain itu, ada 48.025 jiwa mengungsi di 103 titik di Kota Palu. Sementara jumlah pengungsi di Kabupaten Donggala, datanya belum dapat disampaikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.