Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anggota DPR yang Keluarganya Jadi Korban Gempa di Palu dan Donggala

Kompas.com - 01/10/2018, 18:20 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga dari Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga anggota Komisi III DPR Abdul Kadir Karding menjadi korban gempa bumi bermagnitudo 7,4 di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

Sehari setelah gempa, Sabtu (29/9/2018), Karding tidak bisa menghubungi orangtuanya yang tinggal di Desa Ogoamas, Pantai Barat Donggala.

Ia baru mendapat kabar kedua orangtuanya dalam keadaan selamat pada Minggu (30/9/2018) melalui sambungan telepon.

Namun, hingga kini ia belum berhasil menghubungi beberapa sepupunya yang tinggal di Palu. Karding optimistis kondisi beberapa sepupunya baik-baik saja, meski komunikasi masih terputus.

Baca juga: Pengungsi di Perbukitan Donggala Hanya Makan Pisang, Ubi, dan Pepaya

"Alhamdulilah kemarin sudah bisa berkomunikasi dengan ibu saya. Keluarga saya di kampung, di Pantai Barat Donggala, Alhamdulilah aman, selamat. Cuma, sepupu-sepupu saya di Palu, ini masih ada beberapa belum ada kabar," ujar Karding saat dihubungi, Senin (1/10/2018).

"Di sana (Palu) kan serba terbatas. Listrik terbatas. Nge-charge HP juga terbatas. Bisa jadi juga, memang ada yang tinggal di perumahan-perumahan itu," kata dia.

Karding mengatakan, saat terjadi gempa seluruh warga desa merasa panik dan memutuskan untuk mengungsi ke kawasan pegunungan.

Sementara, ayah dan ibunya memutuskan untuk tetap tinggal di desanya. Kata Karding, ibunya merasa yakin tidak akan terjadi apa-apa setelah gempa.

Baca juga: Ini 6 Prioritas Penanganan Gempa dan Tsunami Palu-Donggala

Beruntung, desanya tidak mengalami bencana tsunami setelah terjadi gempa. Sebab, Desa Ogoamas terletak di perbatasan antara Kabupaten Donggala dan Toli-Toli.

"Enggak sampai ke situ. Bergetar saja, hanya gempa beberapa kali. Tapi tidak sampai tsunami. Ya yakin saja tidak terjadi apa-apa katanya. Ibu saya yakin tidak terjadi apa-apa. Tapi kami yang stress," kata Karding.

Diberitakan, gempa menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, Pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter, Jumat (28/9/2018).

Baca juga: BNPB: Tim SAR Gabungan Mulai Bergerak ke Kabupaten Donggala

Data sementara BNPB hingga Senin (1/10/2018), jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami mencapai 844 orang.

Gempa dan tsunami ini juga menjadi sorotan dunia internasional. Sejumlah negara sudah bersedia menyalurkan bantuan.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison dalam wawancaranya di program Insider ABC mengatakan, telah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo.

.

.

KOMPAS.com/LAKSONO HARI W Gempa di Indonesia pada 1968-September 2018

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Nasional
Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Nasional
Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Nasional
Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasional
KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Nasional
Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Nasional
Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Nasional
KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

Nasional
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com