Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indikator: 53 Persen Pendukung Demokrat Pilih Jokowi-Ma'ruf Amin

Kompas.com - 27/09/2018, 09:20 WIB
Yoga Sukmana,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dukungan pendukung parpol koalisi Indonesia Adil makmur terhadap Prabowo-Sandiaga Uno terbelah. Begitu hasil survei Indikator Politik Indonesia (Indikator) yang dirilis ke publik pada Rabu (26/9/2018).

Dari empat empat parpol pendukung Prabowo-Sandiaga Uno, pendukung Partai Demokrat paling tidak solid.

"Sebagian besar pemilih Demokrat memilih Jokowi-Ma'ruf Amin ketimbang memilih Prabowo-Sandiaga," ujar Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Mutadi, Rabu (26/9/2018).

Berdasarkan survei Indiktor, 53 persen responden pemilih Partai Demokrat memilih Jokowi-Ma'ruf Amin.

Sementara, 43 persen memilih Prabowo-Sandiaga, dan 3,6 persen tak menjawab.

Baca juga: Hasil Survei Indikator, Banyak Parpol Masih Terancam Gagal Lolos ke Senayan

Sedangkan pendukung Partai Gerindra, PKS, dan PAN dinilai lebih solid mendukung Prabowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Survei Indokator menunjukkan, 77,9 persen pendukung Partai Gerindra memilih Prabowo-Sandiaga dan 19,8 persen memilih Jokowi-Ma'ruf Amin.

PKS, 63,3 persen pendukungnya memilih Prabowo-Sandiaga dan 32,7 persen memilih Jokowi-Ma'ruf Amin.

Sementara itu, 64 persen pendukung PAN memilih Prabowo-Sandiaga. Adapun yang memilih Jokowi-Ma'ruf Amin sebanyak 32 persen.

Menurut Burhanuddin, potret kesolidan pendukung parpol sangat penting. Dalam ilmu politik ada istilah split-ticket voting dan straight-ticket voting.

Baca juga: Survei Indikator: 72 Persen Responden Puas Kinerja Jokowi

Split-ticket voting adalah pilihan elite partai yang tidak nyambung dengan keinginan basis massa mereka. Sementara, straight-ticket voting keputusan partai di tingkat elite di open basis massa mereka.

"Jadi dalam survei elektoral, suara supir dan penumpang harus sama. Kalau supir belok ke kanan sementara penumpangnya ingin belok ke kiri, secara elektoral artinya belum punya dampak utuh," kata dia.

Survei Indikator dilakukan pada 1-6 September 2018, melibatkan 1.220 responden dengan multistage random sampling di seluruh Indonesia.

Metode survei yang digunakan yakni dengan wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Adapun margin of error rata-rata sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).

.

.

.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Visi dan Misi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com