Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Pesawat Penerbangan 152 yang Jatuh pada 26 September 1997...

Kompas.com - 26/09/2018, 15:21 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jatuhnya pesawat Airbus A300-B4 milik Garuda Indonesia penerbangan 152 di Buah Nabar, Deli Serdang pada 26 September 1997 tercatat sebagai tragedi terburuk dalam sejarah penerbangan Indonesia.

Pasalnya, seluruh awak pesawat beserta penumpang meninggal dalam kejadian tersebut. Miskomunikasi antara menara lalu lintas udara Bandara Polonia dengan pilot Pesawat menjadi kendala utama dalam peristiwa tersebut.

Jika dicermati secara saksama, ketika itu Garuda Indonesia menggunakan armada berjenis Airbus A300. Jenis ini merupakan pesawat terbang penumpang sipil dengan jarak dekat sampai menengah yang memiliki badan lebar dan bermesin ganda (twin jet).

Kolaborasi

Pesawat ini diproduksi oleh Airbus, perusahaan yang berbasis di Eropa. Harian Kompas edisi 11 Juni 1977, menjelaskan, Airbus menggarap pesawat bikinan Eropa yang menggunakan badan lebar dan hemat bahan bakar.

Pesawat besutan Airbus bisa mengangkut lebih dari 200 orang yang merupakan kelebihannya pada waktu itu. Airbus terdiri dari beberapa produsen yang terbagi dalam lima negara, yaitu Jerman (MBB) yang membuat separuh badan pesawat bagian belakang, Perancis (Aerospatial) membuat badan tengah dan moncong.

Sementara itu, Belanda (Fokker) bagian depan, Inggris (Hawker) bagian sayap dan Spanyol (CASA) membuat ekor dan pintu pesawat.

Kelima negara tersebut berkolaborasi membuat berbagai jenis pesawat Airbus. Ide penggabungan itu berdasarkan faktor biaya.

Setelah komponen dibuat, semuanya akan diterbangkan ke Hamburg Jerman untuk mendapatkan interior dan kursi. Setelah itu, proses selanjutnya akan dikirim ke Toulouse, Perancis untuk pengecatan sebelum dikirim ke konsumen.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Pesawat di Buah Nabar

Airbus 300 Garuda Indonesia

Perusahaan Airbus mengembangkan sebuah pesawat bermesin ganda untuk memenuhi kebutuhan pasar. Ketika itu, jenis pesawat yang dikembangkan ini merupakan pesawat bermesin ganda pertama di dunia.

Pada awalnya, jumlah kursi yang disediakan adalah 300 kursi. Namun karena sedikit masalah, maka jumlahnya dikurangin menjadi 250 kursi.

Harian Kompas edisi 27 Sep 1997 menjelaskan bahwa Garuda Indonesia mendatangkan Airbus 300 ke Indonesia pada bulan Maret 1982. Pesawat badan lebar bermesin ganda Pratt and Whitney JT9D-59A ini dimiliki Garuda sebanyak sembilan buah.

Salah satu di antaranya digunakan untuk Garuda Indonesia untuk penerbangan menuju Bandara Polonia Medan yang akhirnya mendapati kecelakaan karena menabrak gunung.

Pesawat ini mempunyai lebar sayap 44,84 meter, panjang 53,62 meter dan tinggi 16,53 meter. Dalam pengaturan tempat duduknya, model pesawat ini menggunakan pengaturan dua kelas untuk 20 kelas bisnis dan 230 penumpang kelas ekonomi.

Setelah kejadian tersebut, Garuda Indonesia terus berbenah dengan mengedepankan pelayanan dan perawatan pesawat.

Harian Kompas edisi 21 November 1987, menyebutkan bahwa pemeliharaan pesawat khusus A300 Airbus dilakukan Garuda Indonesia dengan membangun sistem dok di Bandara Cengkareng (Soekarno-Hatta).

Sistem dok ini terdiri dari kerangka baja untuk mencapai semua bagian pesawat untuk pemeriksaan.

Melalui mekanisme ini, Garuda tak perlu mengirimkan pesawatnya ke luar negeri untuk perbaikan mesin dan komponen lainnya. Sistem dok untuk pesawat ini didatangkan dari Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com