JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya 16 suporter sepakbola dalam 8 bulan terakhir.
Kasus terbaru dialami Haringga Sirila (23), suporter sepakbola yang meninggal dunia sebelum pertandingan antara Persib dan Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9/2018).
"Saya menyampaikan, duka cita yang mendalam atas meninggalnya suporter. 16 itu jumlah yang sangat banyak. Jangan sampai fanatisme yang berlebihan jadi kebablasan sehingga terjadi kriminalitas," kata Jokowi di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Baca juga: Jenazah Suporter Korban Pengeroyokan Dimakamkan, Selamat Jalan Haringga...
Jokowi mengatakan, kekerasan antar suporter sepakbola harus segera dihentikan. Kepala Negara mengingatkan bahwa olahraga harusnya menjunjung sportivitas, bukan kekerasan.
"Dan saya minta juga kemenpora, PSSI, dan kelompok-kelompok suporter duduk bersama, mengatasi agar kejadian ini tidak terulang lagi. Ini sudah bolak balik. Harus ada sebuah komitmen bersama agar kejadian itu tidak terulang," kata Jokowi.
Baca juga: Soal Pengeroyokan di GBLA, Menpora: PSSI Harus Bertanggung Jawab
Jokowi menilai, pemberian sanksi bagi suporter atau klub yang suporternya melakukan kekerasan juga bagus untuk menimbulkan efek jera.
Namun, yang terpenting adalah semua pihak duduk bersama untuk mencari solusi agar peemasalahan ini tak terus berulang.
"Ya kalau ada sanksi lebih baik. Tapi sanksi juga tidak menjamin. Yang paling penting duduk bersama, Menpora, PSSI, kelompok-kelompok suporter, terutama yang fanatik-fanatik, duduk bersama. Ada apa. Itu yang diselesaikan," kata dia.