Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Penasihat Prabowo, Kwik Kian Gie Muncul di Markas TKN Jokowi

Kompas.com - 21/09/2018, 15:26 WIB
Yoga Sukmana,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Kampanye Nasional (TKN) menggelar diskusi tertutup terkait ekonomi RI di Posko Cemara, markas Tim Kampanye Nasional (TKN) tim pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin, di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018).

Sejumlah kader parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin hadir, mulai dari Sekjen Nasdem Johnny G Plate hingga politisi Partai Golkar Misbakhun.

Namun, ada pemandangan yang mengejutkan media. Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Kwik Kian Gie juga hadir dalam diskusi tersebut.

Padahal, sebelumnya Kwik menerima pinangan untuk menjadi ketua dewan pakar Prabowo-Sandiaga Uno.

Baca juga: Sekjen PDI-P: Politik Ekonomi Kwik Kian Gie Berbeda dengan Sandiaga

Kwik datang ke Posko Cemara mengenakan kemeja merah muda dan celana panjang hitam. Ia hanya melempar senyum saat keluar dari mobilnya dan langsung masuk ke markas TKN Jokowi-Ma'ruf Amin itu.

Tak berapa lama, wartawan dipersilakan masuk dan mengambil gambar. Ternyata, Kwik di undang ke Posko Cemara untuk menjadi pembicara pada diskusi tertutup tersebut.

Wartawan tidak disediakan banyak waktu untuk mengambil gambar saat Kwik bicara di dalam diskusi.

Meski begitu, ia sempat menyinggung soal dua buku Platform Presiden yang ia tulis beberapa tahun lalu, namun tak pernah digubris oleh PDI-P maupun Presiden Jokowi.

Saat ini Kwik masih menjadi kader PDI-P, tetapi memilih untuk menjadi dewan pakar Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.

"Ketika buku ini beredar, tidak ada tanggapan. Lalu menghadapi Pemilihan Presiden 2014, ketika itu saya mau memperbarui ini, tetapi saya baca isinya masih banyak yang relevan," kata dia.

Setelah itu, kata-kata Kwik disela oleh politisi Partai Golkar, Misbakhun. Kemudian, wartawan di ruang diskusi dipersilakan untuk meninggalkan tempat acara.

Sebelumnya, Kwik menuturkan, pada masa Pilpres 2004 ia pernah membuat booklet atau catatan berjudul "Platform Presiden".

Buku tersebut berisi pemikiran-pemikiran Kwik yang diyakini harus dilakukan oleh seorang presiden, khususnya di bidang ekonomi. Saat itu, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Hasyim Muzadi.

Baca juga: Hasto: Kwik Kian Gie Masih Kader PDI-P

Namun, catatan Kwik tersebut tak mendapat respons atau tanggapan dari PDI-P. Hal yang sama juga terjadi di Pilpres 2009. Padahal, saat itu Kwik memperbarui catatannya.

"Dari Ibu Megawati mungkin sekali (ada respons) karena sampai sekarang hubungan saya masih sangat dekat. Ibu Megawati kan ketua umum, dia mengasumsikan bahwa akan ada respons," ujar Kwik saat memberikan keterangan seusai bertemu Prabowo di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra itu, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (17/9/2018) malam.

"Tapi sama sekali tidak. Dari Sekjen (partai) tidak, dari litbang juga tidak. Dari siapa pun tidak," tuturnya.

Lantaran tak pernah digubris, ia memilih untuk menerima pinangan Prabowo sebagi dewan pakar pada Pilpres 2019. Ia merasa pemikirannya lebih didengarkan oleh Prabowo-Sandiaga Uno.

Kompas TV PDI-P pun mengakui tidak masalah jika mantan menteri itu memutuskan untuk bergabung dengan timses Prabowo-Sandi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com