JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra tidak mempersoalkan hasil survei yang menunjukkan partainya tidak akan mendapat kursi di DPR RI periode 2019-2024 jika pemilu digelar saat ini.
Yusril menganggap survei itu sebagai masukan bagi partainya.
"Bagi kami, semua survei itu kami baca dan kami perhatikan dan positif dan negatifnya. Itu kami jadikan sebagai bahan masukan," ujar Yusril saat ditemui di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Baca juga: Survei LSI: 6 Parpol Tak Lolos ke DPR, 5 Parpol Terancam
Menurut Yusril, terkait hasil survei tersebut, PBB akan semakin mempelajari kelemahan dan berusaha memperbaiki.
Menurut Yusril, masih ada cukup waktu bagi partainya untuk melakukan pembenahan. Selain itu, tidak ada pilihan lain selain memperkuat basis suara dan memperluas jangkauan massa pemilih.
Ia menambahkan, PBB bisa meraih suara pemilih yang pada pemilu sebelumnya menyatakan golput atau tidak memilih.
"Pemilu yang lalu, golput itu ada 56 juta. Mereka yang selama ini golput, tentu akan melihat alternatif. Kami mendorong supaya mereka tidak golput dan memberikan suaranya. Itu akan ada pengaruhnya juga," kata Yusril.
Baca juga: Survei LSI: Golkar, Demokrat, dan PKB Diprediksi Bertarung di Papan Tengah pada Pemilu 2019
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan, jika pemilu diselenggarakan saat survei dilakukan, sejumlah partai tidak lolos ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Survei ini dilakukan pada 12-19 Agustus 2018 dengan melibatkan 1.200 responden di 33 provinsi Indonesia.
Baca juga: Peneliti LSI: Isu Politik Dua Kaki Berpotensi Rugikan Demokrat di Pemilu 2019
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menyebutkan, ada enam partai politik yang diprediksi tidak lolos ke DPR periode 2019-2024.
Enam parpol yang diprediksi tidak lolos itu, salah satunya adalah Partai Bulan Bintang (PBB) yang dipilih 0,2 persen responden.
Margin of error dalam survei ini adalah plus minus 2,9 persen. Artinya, data survei bisa bertambah atau berkurang sebesar 2,9 persen.
Pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner. Survei menggunakan metodemultistage random sampling.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.