KOMPAS.com - Aksi Kamisan yang digelar pada Kamis (6/9/2018), dilakukan untuk mengenang tewasnya aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib.
Menggunakan pakaian dan payung hitam, sekitar 100 orang membentuk huruf U menghadap ke arah Istana Kepresidenan, Jakarta.
Acara ini merupakan peringatan 14 tahun meninggalnya Munir pada 7 September 2004. Sejumlah aktivis berorasi mengenai kasus Munir.
Dalam orasinya, Suciwati, istri almarhum Munir mengatakan, pembunuhan suaminya sudah gamblang karena yang dihukum bukanlah dalang utama pembunuhan itu. Dia juga berharap, agar kasus ini bisa diusut dengan tuntas.
Peran Munir dalam penegakan HAM di Indonesia memang terbilang penting. Dia terlibat dalam sejumlah upaya pengungkapan pelanggaran HAM, dan tidak disukai pemerintah sejak era Orde Baru.
Berani dan lincah merupakan sikap Munir dalam membela kasus-kasus yang menerpa pihak yang merasa dirugikan oleh pemerintah atau kelompok lain.
Saat dalam perjalanan menuju Amsterdam, Munir menutup usia di atas pesawat. Niat yang semula ingin memperdalam ilmu di Negara Kincir Angin tidak pernah terwujud.
Baca juga: Idealisme Munir dan Ironi Kematian di Pesawat Garuda...
Meski jenazah sempat dikubur di Tanah Air, Kepolisian Belanda yang melakukan otopsi menemukan bahwa terdapat senyama arsenik dalam tubuh Munir dalam dosis fatal.
Temuan ini kemudian diumumkan Kepolisian RI di Jakarta. Kapolri saat itu, Jenderal Pol Da'i Bachtiar menyebutkan, ada dugaan pembunuhan Cak Munir dilakukan dengan cara diracun.
Kandungan racun arsenik ditemukan di air seni, darah dan jantung yang melebihi kandungan normal.
Polri pun segera membentuk tim forensik guna melakukan pendalaman. Jenazah Munir yang saat itu sudah dikubur, kemudian kembali dibuka untuk dilakukan pendalaman.
Terdapat sebuah dugaan mengenai racun arsenik yang masuk dalam tubuh Munir dalam penerbangan Jakarta-Singapura, yang menjadi tempat transit.
Setelah lepas landas dari Singapura menuju Belanda, racun itu kemudian berproses, yang diperlihatkan dengan lemasnya Munir selama penerbangan Singapura-Belanda.
Baca juga: Mengenang Munir, Dibunuh di Udara 14 Tahun Silam..