Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekrutmen CPNS Masih Menarik Minat Masyarakat, Ini Penjelasan Sosiolog

Kompas.com - 07/09/2018, 13:21 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) menyatakan, pembukaan seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018 akan dilaksanakan pada minggu kedua September mendatang.

Informasi mengenai waktu, tahapan, hingga ketentuan seleksi CPNS satu persatu mulai diumumkan Kemenpan-RB.

Informasi seputar CPNS memang masih menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh sebagian masyarakat. Di media sosial pun turut ramai oleh isu ini.

Idaman

Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menyatakan, menjadi seorang PNS memang masih menjadi pekerjaan idaman bagi sebagian orang.

Menurut Bagong, perilaku masyarakat yang tertarik dengan CPNS ini salah satunya dipengaruhi oleh status ekonomi.

"Meskipun masyarakat di era saat ini banyak kesempatan baru untuk bisa membangun karier, mencari lapangan pekerjaan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan, tapi kelihatannya daya tarik menjadi PNS memang tinggi, terutama untuk masyarakat menengah ke bawah," kata Bagong saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/9/2018) malam.

Baca juga: Resmi, Ini Pengumuman Kemenpan RB soal Rekrutmen CPNS 2018

Sosiolog Universitas Airlangga, Bagong Suyanto.Bagong Suyanto Sosiolog Universitas Airlangga, Bagong Suyanto.
Tingginya daya tarik CPNS juga dikarenakan karakteristik psikologi sosial masyarakat yang menginginkan keamanan dan kestabilan keadaan ekonomi mereka.

"Kan ada yang namanya prinsip safety first, prinsip dahulukan selamat. Konsepnya James C Scott, jadi orang Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya memang enggan berisiko, yang penting mereka selamat, tidak banyak goncangan," ujar Bagong.

"Mereka juga tidak menginginkan akselerasi kesejahteraan dalam waktu pendek bisa cepat kaya. Mungkin itu yang membuat PNS tetap menjadi daya tarik tersendiri," kata dia.

Tak hanya itu, lingkungan sekitar turut memengaruhi besar-kecilnya keinginan seseorang menjadi PNS.

"Pengaruh orangtua yang ikut campur, banyak orangtua generasi kepala 5 (50 tahun ke atas), lebih antusias memandang PNS menjanjikan (masa depan). Tidak cepat kaya, tapi stabil ekonominya," kata Bagong.

Generasi milenial

Menurut Bagong, anak muda jaman sekarang atau yang biasa disebut generasi milenial justru kurang tertarik untuk menjadi seorang PNS.

"Mereka lebih tertarik pada bisnis start up. Bisnis yang mengandalkan IT (teknologi informasi) itu mereka lebih senang, dan mereka tidak mau menjadi PNS malah," ujarnya.

"Anak-anak urban itu penginnya jadi selebgram, blogger," ucap Bagong.

Baca juga: 5 Fakta Rekrutmen CPNS 2018 yang Patut Diketahui

Halaman:
Baca tentang



Terkini Lainnya

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com