Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dradjad Wibowo: Performa Rupiah Lebih Buruk Dibanding Negara Lain di ASEAN

Kompas.com - 06/09/2018, 10:43 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus ahli ekonomi, Dradjad Wibowo, tak sependapat dengan anggapan bahwa faktor global menjadi penyebab utama melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat saat ini.

Menurut Dradjad, ada faktor domestik yang menjadi penyebab dan seharusnya diakui pemerintah.

Faktor domestik tersebut, yakni defisit neraca perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan dan defisit fiskal.

"Kalau kita mau selesaikan satu masalah kita harus jujur pada diri sendiri. Masalah global pasti iya, tapi kalau faktor domestik yang krusial saat ini itu ada tiga defisit. Defisit neraca perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan, dan defisit fiskal," ujar Dradjad dalam acara Satu Meja di Kompas TV, Rabu (5/9/2018) malam.

Baca juga: Dradjad Wibowo: Pelemahan Rupiah Akan Berimbas Menurunnya Elektabilitas Jokowi

Dradjad menjelaskan, jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia mengalami pelemahan nilai tukar mata uang yang paling parah.

Ia memaparkan, melemahnya nilai tukar Dong Vietnam terhadap Dollar AS sebesar 2,64 persen sejak 1 Januari 2018 hingga hari ini.

Kemudian, Kip Laos melemah 4,97 persen, Peso Filipina 4,38 persen, Dollar Singapura 2,8 persen, Baht Thailand 1,56 persen dan Ringgit Malaysia 2,07 persen.

Baca juga: Rupiah Hampir Sentuh Rp 15.000 Per Dollar AS, Ini Komentar Jokowi

Sementara dari awal tahun hingga bulan Juli 2018, posisi Rupiah telah terdepresiai 7,04 persen. 

Secara point to point, Rupiah melemah 3,94 persen pada kuartal II tahun 2018. Sedangkan pada bulan Juli 2018, rupiah telah melemah 0,62 persen.

"Performa Rupiah lebih buruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya. Artinya kalau memang faktor global yang betul-betul 100 persen berpengaruh, yang lain akan turun selevel dengan kita," kata Dradjad.

"Tapi, ya faktanya kita turun jauh lebih besar. Artinya, ada faktor domestik yang harus kita benahi," tuturnya.

Baca juga: Rupiah Diprediksi Menguat di Akhir Tahun, Ini Alasannya

Di sisi lain, lanjut Dradjad, sejak awal tahun, beberapa analis ekonomi telah memprediksi melemahnya nilai tukar Rupiah dalam jangka waktu 12 bulan.

Namun pada kenyatannya, hal tersebut terjadi lebih cepat dari yang telah diprediksi.

"Para analis itu sejak awal tahun memprediksi Rupiah akan melemah ke 15 ribu dalam jangka waktu 12 bulan. Sekarang belum 12 bulan, Rupiah sudah ke sana. Artinya pelemahan rupiah ini lebih cepat dari yang kami prediksi," ucap Dradjad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com