Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Indonesia Jadi Tuan Rumah Cikal Bakal Asian Para Games pada 1986

Kompas.com - 05/09/2018, 21:59 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Asian Games 2018 resmi ditutup pada Minggu (2/9/2018) lalu. Baik Jakarta maupun Palembang mempersembahkan closing ceremony sebagai penutup perhelatan akbar tersebut.

Setelah Asian Games 2018, Indonesia akan fokus menatap Asian Para Games 2018 pada 6 sampai 13 Oktober 2018.

Asian Para Games yang diadakan di Indonesia nanti merupakan acara ketiga sejak diadakan pertama di Guangzhou, China pada 2010.

Awalnya Asian Para Games bernama Fespic Games (Far East and South Pasific Games for the Disabled). Pada 2006, sistem Fespic Games dihapus dan diambil alih oleh Asian Paralympic Committee yang menyelenggarakan Asian Para Games.

Pada 1986, Indonesia pernah menyelenggarakan Fespic Games perdana. Kota Surakarta dipilih sebagai tempat penyelenggara acara itu.

Baca juga: Saat Indonesia Catat Prestasi di Pesta Olahraga Difabel pada 1975

Persiapan

Surakarta sebagai tempat penyelenggara Fespic Games IV menyiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang acara internasional ini.

Kota yang juga dikenal dengan nama Solo ini menjadi ruan rumah karena berdasarkan pertimbangan sebagai "kota penyandang cacat" dan tempat kali pertama bangsa Indonesia menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) 1948.

Dilansir dari Harian Kompas edisi 23 Agustus 1986, dalam menyambut acara itu, Stadion Sriwedari diperbaiki dan dipugar. Pembuatan tribune juga dilakukan untuk menunjang jumlah penonton yang datang.

Presiden Soeharto menyetujui alokasi dana penyelenggaraan sebesar Rp 500 juta untuk persiapan pelaksanaan acara ini.

Gedung Gelanggang Olahraga Manahan diperbaiki dengan mengubah bentuk atapnya sehingga bisa menunjang perhelatan internasional itu. Arenanya dipugar untuk lapisan arena basket dan bulu tangkis.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kesultanan Yogyakarta Masuk Wilayah NKRI

Fespic dimulai

Pada 31 Agustus 1986, Presiden Soeharto membuka acara internasional itu. Stadion Sriwedari menjadi saksi meriahnya pembukaan Fespic Games IV.

Tombol sirene dibunyikan pukul 09.45 WIB, yang menjadi tanda dibukanya acara itu. Ratusan balon dan merpati dterbangkan ke udara mengiringi raungan sirene.

Drum band Akademi Militer Magelang menjadi lanjutan rangkaian acara pembukaan ini. Sebanyak 25 artis dan bintang film tampil dalam acara pembukaan ini.

Acara ini diikuti sekitar 650 atlet dari 21 negara. Ketika itu, Indonesia mempunyai kekuatan 154 atlet yang mengikuti seluruh cabang olahraga kecuali bola basket.

Para peserta terbagi dalam empat kelompok, yaitu paraplegia, tunanetra, cerebral palsy, dan amputik. Sedangkan cabang olahraga yang dipertandingkan ada 13 macam.

Cabang olahraga yang dipertandingkan adalah atletik, angkat berat, bola voli, sepak bola, catur, anggar, panahan, menembak, renang, bola keranjang, lawn bowls, lomba kursi roda dan tenis meja.

Pemerintah menyediakan tempat di Stadion Sriwedari, Kompleks Lapangan Manahan, Lapangan Adi Sumarmo/Panasan, kolam renang Tirtomoyo dan aula Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Setelah hampir delapan hari digelar, Indonesia bisa mendapatkan peringkat kedua setelah Australia. Indonesia mendapatkan 75 emas, 104 perak dan 83 perunggu dari 13 cabang yang diikutinya.

Adapun, juara umum adalah Australia yang mendapatkan total medali 104 emas, 44 perak dan 28 perunggu.

Kompas TV Seusai perhelatan Asian Games, Indonesia bersiap menggelar Asian Para Games 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com