JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menuturkan, ada tiga persoalan bangsa yang ia diskusikan bersama bakal calon wakil presiden Ma'ruf Amin.
Pertama, terkait dengan pembangunan karakter bangsa berbasis Pancasila, nilai keindonesiaan dan agama.
"Karena itu ketika Kiai (Ma'ruf) sekarang memulai untuk dalam proses politik jadi cawapres kita berharap perjuangan struktruktural itu bisa menjadikan umat dan bangsa yang religius tapi berkemajuan," kata Haedar usai pertemuan dengan Ma'ruf di gedung PP Muhammadiyah, Rabu (5/9/2018) malam.
Baca juga: Kelakar Maruf Amin tentang Sosok Erick Thohir sebagai Kandidat Ketua Tim Kampanye
Kedua, kata dia, terkait persoalan ekonomi rakyat. Haedar menilai pemberdayaan ekonomi kerakyatan masih perlu ditingkatkan. Menurut dia, persoalan kesenjangan sosial juga menjadi perhatian khusus Muhammadiyah.
Muhammadiyah berharap semangat arus baru ekonomi umat yang digaungkan Ma'ruf bisa mewujudkan cita-cita tersebut.
"Maka titik temunya bahwa arus baru ekonomi Indonesia itu ekonomi yang berkeadilan sosial untul semuanya di mana negara itu harus hadir. Dan tentu perjuangan politik Pak Kiai untuk bagaimana negara bisa menghadirkan ekonomi baru berkeadilan sosial," kata dia.
Baca juga: Maruf Amin Silaturahim ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Pembahasan terakhir berkaitan dengan masalah konflik kemanusiaan. Haedar mengungkapkan, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan organisasi masyarakat keagamaan lainnya memberi perhatian khusus pada konflik ideologi.
Padahal, bangsa Indonesia sudah tak perlu lagi memperdebatkan persoalan ideologi yang sudah disepakati sejak lama. Ia berharap Ma'ruf mampu mencegah konflik seperti itu.
"Tinggal bagaimana kalau Pak Kiai (Ma'ruf) tadi tidak ada lagi konflik ideologi. Nah Muhammadiyah juga dalam prinsip negara Pancasila itu agar seluruh komponen bangsa bukan hanya bersetuju tapi bagaimana kita maju bersama," katanya.