Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena "Sumbu Pendek" dan Literasi Digital di Indonesia

Kompas.com - 03/09/2018, 15:21 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Padahal, hal itu merupakan tradisi dalam setiap penyelenggaraan acara multinasional seperti Asian Games, Olimpiade, Piala Dunia, dan sebagainya.

Dikibarkannya bendera dan lagu kebangsaan dari negara China dimaksudkan sebagai simbol bahwa negara tersebut lah yang akan menjamu negara-negara Asia selanjutnya dalam perhelatan Asian Games 2022.

Hal itu juga sudah diatur dalam Constitution and Rules Olympic Council of Asia (OCA).

Pada poin Closing Ceremony, disebutkan bendera negara tuan rumah selanjutnya akan dikibarkan di tiang sebelah kiri dibarengi dengan dikumandangkannya lagu kebangsaan dari negara yang bersangkutan.

Sementara tiang bagian tengah diisi oleh bendera OCA, dan tiang sebelah kanan digunakan untuk mengibarkan bendera negara penyelenggara saat itu.

Apa yang menyebabkan masih adanya masyarakat yang "sumbu pendek"?

Literasi digital di Indonesia

Koordinator Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) Novi Kurnia mengatakan, hal ini terjadi karena lemahnya penerapan literasi digital di Indonesia.

Literasi digital membutuhkan kemampuan di bidang teknis dan non teknis.

Bidang teknis meliputi kemampuan akses atau penggunaan media digital, sementara bidang non teknis terdiri dari kemampuan interaksi dengan orang lain (konteks sosial dan budaya) dan kemampuan menguasai pengetahuan terkait konteks media digital terkait.

“Nah problemnya tidak semua masyarakat Indonesia menguasai dua kemampuan non teknis tersebut,” ujar Novi Kepada Kompas.com, Selasa (3/9/2018) siang.

Baca juga: Tingkatkan Literasi Digital Masyarakat, Pemerintah Bikin Progam Ini

Rendahnya literasi digital juga berkaitan dengan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia.

“Namun yang paling berpengaruh adalah kemampuan pengguna media digital untuk melakukan mitigasi risiko sebelum share informasi ke pengguna lain, yang terkait dengan problem etika bermedia digital dan mengelola pengetahuan yang ada,” papar Novi.

Novi menilai, banyak yang dengan mudahnya membagi dan menyebarkan konten tanpa mempertimbangkan efek yang timbul setelahnya. Selain itu, tidak memerhatikan etika saat membagi ulang sebuah konten.

Menurut data statistik United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), Indonesia menempati posisi ke-60 dari 61 negara yang literasinya rendah.

Sementara, berdasarkan survei World Economic Forum, Indonesia berada di posisi ke-77 dari 144 negara dalam bidang kesiapan teknologi.

Permasalahan rendahnya literasi digital ini, menurut Novi, menjadi tanggung jawab semua pihak dan tidak dapat dibebankan kepada salah satu atau sebagian pihak saja.

“Semua pihak dalam masyarakat bertanggung jawab untuk meningkatkan literasi digital dari individu (warga negara), keluarga, sekolah, perguruan tinggi, masyarakat umum, pemerintah, NGO, perusahaan, media, dan lain-lain. Yang paling utama ya masing-masing pihak ini harus berkolaborasi,” kata dia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik Asian Games 2018: Bunga Nyimas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com