Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paloh: Jangan Terkejut Suatu Ketika Jusuf Kalla Berada di Nasdem...

Kompas.com - 03/09/2018, 13:25 WIB
Yoga Sukmana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penutupan Pekan Orientasi Calon Anggota Legislatif Partai Nasdem, Senin (3/9/2018), penuh dengan canda tawa. Pertemuan dua sahabat lama jadi intro awalnya.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh kembali dipertemukan dengan sahabatnya, yakni Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Paloh mengaku, sudah lama tak duduk bersama dengan Kalla.

Momen itu dimanfaatkan oleh Paloh untuk menggoda sahabatnya tersebut di hadapan 575 caleg Partai Nasdem.

"Godaan" Paloh dimulai dengan memuji sosok Kalla yang dianggap tokoh terunik yang dimiliki Indonesia.

"Dua kali jadi wakil presiden dengan presiden yang berbeda, itu hanya Jusuf Kalla. Bahkan hampir ketiga kali jadi wakil presiden," ujar Paloh yang disambut gelak tawa caleg Nasdem di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Senin.

Paloh mengaku harap-harap cemas ketika proses pemilihan cawapres pendamping Joko Widodo.

Andai Kalla bisa maju lagi jadi cawapres, Paloh merasa, Partai Nasdem yang akan sangat gembira.

Paloh kembali menggoda, Nasdem dan Jusuf Kalla punya keterkaitan batin yang kuat.

Hal itu merujuk kepada kedekatan antara dirinya dan Jusuf Kalla sejak bersama-sama di Partai Golkar dulu.

Paloh mengaku bersyukur memiliki sahabat dan senior seperti Kalla. Sebab, menurut dia, Kalla selalu membolehkannya bicara apapun termasuk soal masa lalu.

"Nostalgia kami cukup lama, banyak hal yang kalian harus tahu. Kalau tadi ada gambar adik-adik wanita yang cantik-cantik dari Nasdem tadi di layar, apa yang kami berbisik barusan tadi? Kita teringat nostalgia kita bersama," ucapnya yang membuat tawa caleg Nasdem pecah.

Bagi Paloh, Kalla adalah Wakil Presiden. Namun di sisi lain, Kalla baginya adalah sahabat yang begitu dekat.

Bahkan ia juga mengungkapan kebersamaan di Partai Golkar dulu. Paloh ingat betul, saat ia dicalonkan menjadi calon ketua umum Partai Golkar.

Sementara Kalla dicalonkan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.

Jelang pemilhan ketua umum, Paloh meminta untuk bertukar posisi dengan Kalla.

Ia menilai, Kalla yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden periode 2004-2009, lebih pantas menjadi Ketua Umum Partai Golkar dibanding dirinya.

Meski awalnya Kalla kaget mendengar permintaan itu, namun akhirnya Kalla menyetujuinya.

Menurut Paloh, itulah keterikatan batin yang kuat antara ia dan Kalla.

Terakhir, Paloh mengingatkan para petinggi di Partai Golkar. Sebab, menurut dia, bukan tak mungkin Kalla tergoda untuk menyeberang ke Partai Nasdem.

"Kasih tahu sama kawan-kawan di Golkar, kalau kau kurang perhatian (ke Kalla) hati-hati," tutur Surya yang kembali membuat suasana dipenuhi tawa.

"Karena kita tahu hubungan batiniah yang kuat ini bisa melampaui seluruh pertimbangan dan perhitungan strategi apapun. Jangan terkejut suatu ketika Pak Jusuf Kalla berada di tengah tengah kita Partai Nasdem," sambung dia disambut tepuk tangan caleg Nasdem.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 29 September Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 September Memperingati Hari Apa?

Nasional
Banyak Celah Pelanggaran Pemilu, Bawaslu: Karena Multitafsirnya Norma Hukum

Banyak Celah Pelanggaran Pemilu, Bawaslu: Karena Multitafsirnya Norma Hukum

Nasional
Soal Wacana Prabowo-Ganjar, Politisi PDI-P: Tak Mungkin Bu Mega Degradasikan Putusannya

Soal Wacana Prabowo-Ganjar, Politisi PDI-P: Tak Mungkin Bu Mega Degradasikan Putusannya

Nasional
Jaksa KPK Bongkar Skenario Roy Rening Rintangi Penyidikan Lukas Enembe

Jaksa KPK Bongkar Skenario Roy Rening Rintangi Penyidikan Lukas Enembe

Nasional
Dirut Bakti Kominfo Suap Oknum BPK Rp 40 M untuk Muluskan Proyek BTS Bermasalah

Dirut Bakti Kominfo Suap Oknum BPK Rp 40 M untuk Muluskan Proyek BTS Bermasalah

Nasional
Kaesang Pangarep Akui Banyak PR yang Harus Diselesaikan di PSI

Kaesang Pangarep Akui Banyak PR yang Harus Diselesaikan di PSI

Nasional
AKBP Reinhard Nainggolan yang Pukul 2 Anggotanya Dimutasi ke Yanma Polri

AKBP Reinhard Nainggolan yang Pukul 2 Anggotanya Dimutasi ke Yanma Polri

Nasional
MK Tanggapi Mahfud soal Lama Putuskan Perkara Batas Usia Capres-cawapres

MK Tanggapi Mahfud soal Lama Putuskan Perkara Batas Usia Capres-cawapres

Nasional
Korps Hukum TNI AU Resmi Dibentuk, Gelar Pangkat Prajurit Beralih dari “Sus” Jadi “Kum”

Korps Hukum TNI AU Resmi Dibentuk, Gelar Pangkat Prajurit Beralih dari “Sus” Jadi “Kum”

Nasional
Projo Bilang Dukung Bacapres Insial P, Jokowi Singgung Kedaulatan di Tangan Rakyat

Projo Bilang Dukung Bacapres Insial P, Jokowi Singgung Kedaulatan di Tangan Rakyat

Nasional
Kapolri Mutasi 60 Personel, Irjen Achmad Kartiko Jadi Kapolda Aceh

Kapolri Mutasi 60 Personel, Irjen Achmad Kartiko Jadi Kapolda Aceh

Nasional
Puan Ajak PSI Dukung Ganjar, Kaesang: Kita Siap, Asal 'Win-Win', Bukan 'Win-Lose'

Puan Ajak PSI Dukung Ganjar, Kaesang: Kita Siap, Asal "Win-Win", Bukan "Win-Lose"

Nasional
Kaesang Bilang Belum Dihubungi Ketum Parpol Lain, tapi Berencana Sowan ke Perindo

Kaesang Bilang Belum Dihubungi Ketum Parpol Lain, tapi Berencana Sowan ke Perindo

Nasional
Enggan Hubungi Gibran Setelah Didapuk Jadi Ketum PSI, Kaesang: Beliau Sibuk

Enggan Hubungi Gibran Setelah Didapuk Jadi Ketum PSI, Kaesang: Beliau Sibuk

Nasional
Kejagung Pelajari Dugaan Keterlibatan Dito Ariotedjo di Kasus BTS 4G

Kejagung Pelajari Dugaan Keterlibatan Dito Ariotedjo di Kasus BTS 4G

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com