Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Caleg Nasdem, Ma'ruf Amin Tegaskan Akan Dorong Ekonomi Kerakyatan

Kompas.com - 02/09/2018, 13:33 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo (Jokowi), Ma'ruf Amin mengakui masih adanya ketimpangan ekonomi dan sosial di kalangan masyarakat.

Hal itu disampaikan Ma'ruf saat memberikan pembekalan kepada caleg Partai Nasdem di Hotel Mercure, Jakarta, Minggu (2/9/2018).

Dia melihat sudah ada upaya mempersempit ketimpangan tersebut oleh Jokowi secara bertahap. Ke depan, Ma'ruf ingin adanya kolaborasi antara pelaku ekonomi yang kuat dengan masyarakat biasa.

Sebab saat ini, kata dia, distribusi kekayaan negara masih cenderung mengalir di kalangan elite ekonomi.

Baca juga: Maruf Amin Ingin Milenial Lanjutkan Kepemimpinan Nasional pada 2024

"Karena arus lama itu neoliberal. Melahirkan konglomerasi dengan menggunakan teori trickle down effect, netes ke bawah tapi ternyata tidak netes-netes ke bawah. Yang atas makin kuat yang bawah makin lemah," papar dia. 

Ma'ruf melihat kolaborasi pemberdayaan ekonomi diharapkan bisa menyempitkan kesenjangan seluruh lapisan masyarakat.

Peran Jokowi

Menurut dia, Jokowi sudah mampu membangun perekonomian berbasis kemitraan. Dengan demikian, aliran kekayaan negara yang dikelola terdistribusi secara merata. Konsep pembangunan ekonomi berbasis kemitraan inilah yang akan ia kembangkan ke depannya.

"Upaya ini menghilangkan disparitas antara kelompok masyarakat yang kuat dan lemah, supaya tidak terlalu jauh, sehingga kita dekatkan. Disparitas antara daerah, tidak terlalu jauh dan disparitas produk lokal dan luar sehingga produk lokal bisa bersaing dengan produk global," kata dia.

Baca juga: Maruf Amin Hadiri Pembekalan Caleg Nasdem

Peluang itu dinilainya besar, mengingat Jokowi sudah gencar meningkatkan pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, Ma'ruf ingin adanya redistribusi aset lahan negara untuk dikelola oleh kelompok masyarakat yang lemah secara berkelanjutan.

"Sisa-sisa tanah lahan yang ada di negara ini dibagikan kepada pengusaha kecil, koperasi-koperasi, pesantren-pesantren, agar mereka tumbuh jadi pengusaha yang kuat," ujarnya.

Ma'ruf menegaskan tak perlu membenturkan masyarakat dengan ekonomi yang kuat dan lemah untuk menguatkan perekonomian. Cara tersebut dinilainya sudah tidak layak. Konsep kemitraan, kata dia, menghadirkan arus baru bagi pengembangan ekonomi nasional.

"Tidak 'mari bung rebut kembali', tapi kolaborasi melalui kemitraan-kemitraan, kolaborasi kekuatan ekonomi masyarakat dan kekuatan konglomerat. Ini yang saya maksud ekonomi arus baru indonesia, supaya kita bisa lebih bersaing dan memiliki nilai tambah," katanya.

"Paling tidak saya ingin bangsa ini memiliki perilaku positif, agamis, dinamis, kreatif, santun, dan berkemajuan," sambungnya.

Baca juga: Maruf Amin Yakin Bisa Gaet Santri Milenial

Kompas TV Dukungan Yusuf Mansur untuk Jokowi-Maruf Amin adalah karena Yusuf Mansur adalah muridnya yang akan patuh terhadap gurunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com