Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelukan Jokowi dan Prabowo Obati Kerinduan Akan Kerukunan Pemimpin

Kompas.com - 30/08/2018, 11:53 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden Sandiaga Uno mengapresiasi momen pelukan Presiden Joko Widodo, pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusuma dan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia Prabowo Subianto dalam pertandingan final pencak silat Asian Games 2018 di Taman Mini Indonesia Indah, Rabu (29/8/2018).

Ia menilai momen itu mengobati kerinduan masyarakat Indonesia akan kerukunan di kalangan para pemimpin negeri ini.

"Dan sejatinya Pak Prabowo dan Pak Jokowi adalah pemimpin itu. Mereka bersahabat. Dan proses denokrasi kita mengharuskan ada kontestasi positif," ujar Sandi dalam program Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (29/8/2018).

Baca juga: Usai Pelukan dengan Jokowi dan Hanafian, Prabowo Bilang Kita Satu Keluarga

Sandi juga memuji spontanitas Hanifan yang menyatukan keduanya dalam pelukan usai merayakan selebrasi kemenangan melawan Thai Linh Nguyen dari Vietnam

"Dan ini si Hanif ini emang orangnya sangat genuine sekali," kata Sandi.

Ia melihat momen ini menunjukkan identitas Indonesia yang sebenarnya, penuh dengan keakraban dan kebersamaan.

Sandi menyadari masyarakat di akar rumput masih cenderung rentan berkonflik satu sama lain. Di satu sisi, ia juga menyadari elite politik yang justru membangun narasi provokatif di masyarakat demi kepentingan politik.

Oleh karena itu, ia berharap seluruh pihak mulai mendewasakan diri dalam menyikapi perbedaan pilihan politik.

Baca juga: Kata Jokowi soal Ajakan Atlet Hanifan hingga Pelukan Bersama Prabowo...

"Kita harus menunjukkan kematangan kita. Perbedaan politik itu kan wajar. Di satu keluarga aja pilihannya enggak sama. Jangan sampai selama lima tahun nambah musuh terus. Kita sikapi politik ini adalah brand yang memersatukan," ujarnya.

Menurut Sandi, Jokowi dan Prabowo secara tak langsung memberikan contoh teladan bahwa kontestasi pilpres harus menjadi ajang yang menyejukkan dan area pertarungan gagasan secara positif.

"Dan kita tunjukkan politik dan demokrasi kita itu lain daripada yang lain. Jadi tiap beda pilihan boleh berbeda. Tapi jangan menimbulkan pepercahan," ujarnya.

Seperti yang diketahui momen pelukan ini terjadi usai Hanifan mendapatkan medali emas usai mengalahkan Thai Linh Nguyen dari Vietnam di kelas C (55-60 kg).

Kompas TV Berikut adalah tiga berita terpopuler hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com