JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menuturkan, peluang Prabowo-Sandiaga untuk menyusul elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih ada.
Sebab, masih ada waktu sekitar 8 bulan lagi sebelum pelaksanaan Pilpres 2019.
“Saya pikir masih ada waktu yang cukup bagi kita untuk menyosialisasikan pasangan calon kita dengan sentimen yang positif. Saya pikir punya modal yang baik untuk meningkatkan elektabilitas pada bulan-bulan yang akan datang,”ujar Eddy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/8/2018).
Baca juga: Survei LSI: Elektabilitas Jokowi-Maruf 52,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 29,5 Persen
Hal itu Eddy katakan menanggapi survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis pada Selasa (21/8/2018).
Jokowi-Ma'ruf dipilih oleh 52,2 persen responden, sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga 29,5 Persen.
Eddy memberikan contoh saat Pilkada di DKI Jakarta 2017 dimana pasangan Anies-Sandi mulai dari elektabilitas rendah hingga akhirnya bisa mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
“Perlu diketahui juga bahwa Anies-Sandi waktu di Pilkada DKI Jakarta itu mulai dari elektabilitas dhuafa, justru pada akhirnya mengalahkan petahana,” kata Eddy.
Baca juga: Survei LSI: Sosok Cawapres Bikin Elektabilitas Jokowi Turun, Prabowo Naik
Di sisi lain, Eddy mengatakan akan melakukan sosialisasi program pasangan Prabowo-Sandi secara gencar dan masif ke konstituen.
Lebih lanjut, kata Eddy, pihaknya akan terus mempromosikan beberapa program yang diusung oleh pasangan Prabowo-Sandi.
“Program yang kita lakukan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Kita nggak mau bikin program yang terlalu muluk-muluk dan sulit untuk dicerna,” kata Eddy.
Baca juga: Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Jauh di Bawah Jokowi-Maruf, Ini Kata Gerindra
Menurut Eddy, nantinya program tersebut lebih detail, mikro, serta relevan yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
“Misalnya untuk ibu-ibu relevannya adalah masalah harga bahan pokok, kalau untuk kalangan pengusaha misalnya suku bunga tinggi, terus kemudian pertumbuhan suku rendah, rendahnya nilai rupiah bagaimana untuk menanggulanginya,” tutur Eddy.
Sebelumnya, peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfarabi mengungkapkan, dari enam kantong pemilih yang dianggap penting, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul di lima kantong pemilih.
Baca juga: Pro Emak-emak Belum Signifikan Dongkrak Elektabilitas Prabowo-Sandiaga
Sementara Prabowo-Sandiaga Uno hanya unggul di satu kantong pemilih.
Jokowi-Ma'ruf unggul pada pemilih Muslim, pemilih non-Muslim, masyarakat ekonomi rendah, perempuan, dan milenial.