JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengungkapkan, pihaknya melakukan diskusi dan saling bertukar pikiran dengan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno saat berkunjung ke Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Said Aqil menyoroti kondisi ekonomi Indonesia yang saat ini kurang begitu baik.
Menurut Said Aqil, dia mengajukan pertanyaan kepada pasangan Prabowo-Sandiaga bagaimana cara mengatasi masalah ekonomi, termasuk nilai tukar rupiah yang terus merosot di angka Rp.14.618 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Pertama ekonomi ini sangat mengkhawatirkan, dollar (AS) sudah Rp14.600. 'Bagaimana caranya, Pak?' Beliau terangkan," kata Said Aqil di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Baca juga: Di PBNU, Prabowo-Sandiaga Promosikan OK OCE
Saiq Aqil mengatakan, hal itu ditanyakan saat pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menjelaskan sejumlah program kerja yang akan dijalankan jika terpilih memimpin Indonesia periode 2019-2024.
"Dibicarakan kalau beliau nanti akan sukses mendapatkan amanah menjadi presiden maka programnya ini, ini, ini. Jadi saya ikut nimbrung, nambahin," tutur Said.
Selain masalah ekonomi, Said Aqil juga menanyakan soal penegakan hukum kepada pasangan Prabowo-Sandiaga.
Menurut dia, penegakan hukum dan keadilan sosial masih belum begitu terwujud saat ini.
"'Orang, rakyat, ingin mendapatkan haknya seadil-adilnya, masih mahal, dengan biaya yang sangat mahal. Kalau Bapak (Prabowo Subianto) jadi presiden, bagaimana?' Itu saja," kata Said.