JAKARTA, KOMPAS.com - "Saya tidak kecewa, kaget saja," ucap Mahfud MD ketika diminta tanggapan keputusan Joko Widodo memilih Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presidennya menghadapi Pilpres 2019.
Mahfud terkejut bukan tanpa alasan. Ia mengaku, sudah diminta mempersiapkan diri menjadi cawapres bagi Jokowi.
Menyikapi pesan tersebut, Mahfud mengurus segala administrasi untuk mendaftar ke KPU.
Salah satunya, mengurus surat keterangan tidak pernah menjadi terpidana di Pengadilan Negeri (PN) Sleman.
Tak ingin aktif kampanye
Lima bulan sebelumnya, Mahfud secara terbuka mengaku bersedia menjadi cawapres bagi Jokowi.
Ketika itu, ia disandingkan dengan Jokowi oleh beberapa pihak.
Ia mengaku bersedia menjadi cawapres Jokowi, tetapi tidak ingin terlalu aktif untuk menindaklanjutinya.
Mahfud menyerahkan sepenuhnya terhadap mekanisme yang ada di masing-masing parpol serta Jokowi sendiri.
Sebab, kata Mahfud, pada akhirnya yang memutuskan siapa cawapres bagi Jokowi ialah partai koalisi pemerintahan dan Jokowi.
"Saya juga bukan tidak mau karena kalau tak mau itu diartikan sombong. Pada akhirnya kita serahkan ke mekanisme, dan itu ada di tangan capres dan partai-partai nanti," kata Mahfud ketika itu.
Bukan kali ini saja nama Mahfud masuk dalam bursa capres-cawapres. Pada Pilpres 2014, Mahfud menjadi bakal capres PKB bersama dua tokoh lain, yakni Jusuf Kalla dan Rhoma Irama.
Namun, PKB memilih mengusung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Mahfud adalah bakal capres PKB bersama dua tokoh lain, yakni Jusuf Kalla dan Rhoma Irama. PKB memilih mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla bersama tiga parpol lain.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Prabowo Tunjuk Mahfud Jadi Ketua Tim Sukses", https://nasional.kompas.com/read/2014/05/20/1539588/Ini.Alasan.Prabowo.Tunjuk.Mahfud.Jadi.Ketua.Tim.Sukses.
Penulis : Ihsanuddindd
Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kemudian menawarkan Mahfud bergabung dalam tim kampanye.
Keputusan PKB tersebut dimanfaatkan kubu penantang, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Mahfud ditawarkan bergabung dalam tim kampanye.
Mahfud bersedia. Ia kemudian didaulat menjadi Ketua Tim Kemenangan Prabowo-Hatta. Mahfud kemudian meninggalkan kubu Prabowo setelah pasangan tersebut kalah.
Kandidat kuat
Berbeda dengan Pilpres 2014, kali ini nama Mahfud terus muncul hingga mendekati masa pendaftaran capres-cawapres.