Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Bertemu Prabowo, SBY Gelar Rapat Darurat di Rumahnya

Kompas.com - 09/08/2018, 12:44 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat darurat di kediamannya, di bilangan Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (9/8/2018) siang. Satu per satu elite Partai Demokrat merapat ke rumah Presiden keenam RI itu.

Mereka di antaranya Andi Mallarangeng, Ee Mangindaan, dan Amir Syamsuddin, Syarif Hasan. Jauh sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan sudah lebih dulu tiba.

"Ini rapat darurat, begitu lah kira-kira," kata Amir Syamsuddin kepada wartawan setibanya di kediaman SBY.

Baca juga: Gerindra Berharap PKS, PAN, dan Demokrat Tetap Berkoalisi di Pilpres 2019

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut belum mengetahui pasti hal spesifik apa yang akan dibahas dalam rapat darurat ini. Yang pasti, kata dia, rapat ini terkait dengan langkah Demokrat untuk menentukan sikap dalam Pilpres.

Ia juga mengaku baru beberapa saat lalu mendapat undangan untuk menghadiri rapat ini. Dalam undangan tersebut, disebutkan bahwa rapat dimulai pukul 12.30 WIB.

"Undangannya sedemikian singkat, hanya undangan saja," kata Amir.

Amir pun meminta wartawan untuk menunggu sampai rapat selesai dilakukan.

Baca juga: Demokrat: Pernyataan Andi Arief Manifestasi dari Ketidakpuasan

Sebelum menggelar rapat ini, SBY sempat menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di rumahnya. Pertemuan hanya berlangsung selama 40 menit.

Tak ada jumpa pers bersama SBY dan Prabowo seperti pertemuan sebelumnya. Usai pertemuan, Prabowo langsung menaiki mobilnya dan meninggalkan kediaman SBY. Dia hanya sedikit menurunkan kaca mobilnya dan berkomentar sedikit ke wartawan yang menunggu.

"Kita musyawarah terus," kata Prabowo saat ditanya wartawan apakah Partai Demokrat jadi berkoalisi dengan Gerindra.

Baca juga: Kandidat Cawapres Prabowo Tersisa AHY dan Sandiaga Uno, Ini Respons Demokrat

Sebelumnya, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief mengungkapkan koalisi yang dibangun partainya bersama Partai Gerindra terancam batal.

Menurut Andi Arief, ada perubahan sikap dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang menyebabkan rencana koalisi terancam batal.

Bahkan, Andi Arief menuding Prabowo berubah sikap karena persoalan materi.

"Di luar dugaan kami ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar," kata Andi Arief saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (8/8/2018) malam.

Adapun persoalan materi yang disebut Andi Arief adalah terkait pemilihan cawapres Prabowo yang ditentukan berdasarkan pertimbangan materi.

Kendati demikian, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengaku tetap optimistis koalisi antara partainya dan Partai Gerindra akan tetap terbentuk.

Kompas TV Selain itu, pertemuan akan membahas seputar kelanjutan koalisi yang telah dibangun selama ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com