Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascagempa, Bagaimana Nasib Lombok?

Kompas.com - 08/08/2018, 08:56 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), diguncang gempa bermagnitudo 7 pada Minggu (5/8/2018). Gempa berkekuatan besar tersebut berdampak pada bangunan dan penduduk lokal serta wisatawan yang sedang berada di sana.

Data per Selasa (7/8/2018) siang, total korban dari peristiwa itu sejumlah 105 orang meninggal dunia, 236 luka-luka, dan lebih dari 84.000 orang masih mengungsi.

Lalu, bagaimana nasib pulau Lombok setelah diguncang gempa?

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, status NTB masih dalam masa tanggap darurat yang ditetapkan hingga 11 Agustus 2018.

Pada masa ini, tim gabungan akan fokus pada proses penanganan pascagempa, baik evakuasi maupun pemberian bantuan bagi korban.

"Selama masa tanggap darurat akan ada kemudahan akses penggunaan dana, baik dana siap pakai, logistik, peralatan, manageria,l maupun administrasi," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018). 

Baca jugaGempa Lombok, Masjid di Dusun Zohri Roboh, Diperkirakan Banyak Korban Tertimbun

"Kami perkirakan dengan kondisi yang ada, (masa tanggap darurat) akan diperpanjang, kemungkinan perpanjang seminggu. Apakah setelah seminggu akan ditambah lagi? Tergantung kondisi yang ada," tambahnya.

Setelah itu, akan masuk pada masa transisi darurat. Sutopo mengatakan, masa transisi tersebut biasanya berlangsung selama tiga bulan lamanya. Pada masa ini, kegiatan korban terdampak gempa sudah berangsur-angsur normal, meskipun mereka masih tinggal di pengungsian.

"Misalnya, pengungsi sambil menunggu perbaikan rumahnya, mereka tetap kita penuhi kebutuhan dasarnya di pengungsian, makanannya, minuman, layanan kesehatan, pendidikan, dan sebagainya," ucap dia.

Tahap berikutnya adalah masa rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. BNPB dan tim lainnya akan membantu masyarakat Lombok memulihkan infrastruktur.

Baca jugaUGM Kirim Tim Medis, Psikologi dan Teknik Sipil untuk Gempa Lombok

"(Prosesnya) panjang karena akan kita bangunkan di 5 sektor, pemukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya dan lintas sektor," jelas Sutopo.

Saat ini, BNPB masih melakukan penghitungan terkait jumlah pasti kerugian ekonomi akibat gempa. Mereka memprediksi kerugiannya dapat mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Namun, Sutopo mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, pemerintah pusat, daerah, dan instansi lainnya akan terus mendampingi para korban.

Ia menambahkan, pemerintah memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani bencana ini.

Baca juga"Kami Saling Berpelukan, Baru Kali Ini Rasakan Gempa Sebesar Ini di Lombok..."

"Jadi Pemprov NTB, kabupaten/kota NTB, termasuk masyarakat, tetap tenang, tidak merasa sendirian, pemerintah pusat akan membantu penanganan," kata Sutopo.

Sampai saat ini, proses evakuasi akibat gempa bermagnitudo 7 tersebut masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Sutopo memprediksi jumlah korban juga masih akan terus bertambah. Gempa bumi bermagnitudo 7 tersebut terasa hingga ke Bali dan Nusa Tenggara Timur.

BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa yaitu, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram.

Kompas TV Pengungsi di Kecamatan Pemenang membutuhkan pakaian dan air bersih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com