JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia belum meminta bantuan kemanusiaan kepada negara lain untuk korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, pemerintah memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani bencana ini.
"Untuk penanganan gempa Lombok, sampai saat ini pemerintah Indonesia tidak atau belum menyampaikan permintaan bantuan internasional," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
"Kami (pemerintah) sanggup untuk menangani dampak gempa ini, bahkan sampai recovery nanti, baik personel, pendanaan, material, semuanya cukup," kata dia.
Baca juga: BNPB Prediksi Kerugian Akibat 2 Gempa Lombok Capai Rp 1 Triliun
Namun, pemerintah terbuka jika ada negara tetangga yang ingin mengirimkan bantuan.
Sampai saat ini, pemerintah sudah mendapatkan tawaran bantuan dari Australia, Singapura, dan Malaysia sebagai bentuk solidaritas kepada Pemerintah Indonesia.
Akan tetapi, negara yang ingin mengirimkan bantuan harus memenuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan bantuan tersebut nantinya akan menjadi tanggung jawab Kementerian Luar Negeri dan BNPB.
"Bantuannya nanti akan kami berikan jenis-jenisnya, tidak sembarang bantuan kita terima, tetapi yang diperlukan masyarakat yang terkena dampak gempa di Lombok," ujar Sutopo.
Untuk saat ini, bantuan logistik masih terus dikirimkan kepada korban di Lombok.
Namun, Sutopo menyebutkan jumlah bantuan masih belum sebanding dengan banyaknya korban dan pengungsi.
Ditambah lagi dengan akses yang terbatas serta banyaknya fasilitas umum yang rusak membuat masalah pemberian bantuan semakin runyam.
Baca juga: Indonesia Rawan Bencana, Pelajari Buku Saku dari BNPB
Sutopo menyebutkan, korban terdampak bencana masih membutuhkan banyak bantuan, terutama terkait kebutuhan sehari-hari.
"Masyarakat sampai sekarang masih memerlukan bantuan, kebutuhan-kebutuhan mendasar artinya makanan siap saji, air mineral, air bersih, layanan kesehatan, baik tenaga medisnya, dan obat-obatan," ujar Sutopo.
"Mereka juga memerlukan tenda, terpal, selimut, pakaian, makanan untuk anak-anak, makanan tambahan gizi," tuturnya.
Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB. Gempa bumi tersebut terasa hingga ke Bali dan Nusa Tenggara Timur.
Sampai dengan siang ini, bencana tersebut diketahui telah menelan 105 korban jiwa. Selain itu, terdapat 236 orang luka-luka dan ribuan orang yang masih mengungsi.
Sutopo memprediksi jumlah tersebut akan terus bertambah sebab proses evakuasi masih terus dilaksanakan.