JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani mengatakan, tak masalah jika nantinya koalisi pengusung Presiden Joko Widodo ditambah satu partai sehingga berisi sepuluh partai.
Saat ini, koalisi Jokowi berisikan sembilan partai yakni PDI-P, Partai Golkar, PKB, Partai Nasdem, PPP, Partai Hanura, PSI, Perindo, dan PKPI.
Arsul menambahkan, jika nantinya ada satu partai yang bergabung maka tak akan mengubah konfigurasi dan kesepakatan yang telah disepakati sembilan partai.
"Enggak (mengubah kesepakatan)," kata Arsul di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Baca juga: Koalisi Jokowi Siapkan 25 Juru Bicara dari Masing-masing Partai
Ia meyakini, meski ditambah satu partai, koalisi pengusung Jokowi tidak akan pecah. Sebab, sembilan partai yang bergabung saat ini sudah menyepakati dua hal penting yang membuat mereka tetap solid.
Pertama, kesembilan partai sepakat menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi untuk menentukan sosok calon wakil presiden.
Kedua, mereka juga sepakat untuk tidak membahas jatah menteri yang akan didapat nantinya jika Jokowi menang pada Pilpres 2019.
Arsul meyakini koalisi Jokowi tetap solid meskipun ditambah satu partai baru. Asalkan, kata Arsul, partai tersebut juga menyepakati dua hal tadi, sebagaimana telah disepakati sembilan partai yang telah lebih dulu bergabung.
"Enggak masalah asal yang masuk baru itu menyesuaikan dengan kultur, dengan apa yang sudah kami jalani, yang sudah kami bangun," ujar Arsul.
"Tetapi kalau misalnya ada partai baru masuk kemudian menuntut, 'saya baru mau masuk kalau saya dapat portofolio sekian-sekian', nah itu yang kami keberatan," kata dia.
Baca juga: Alasan Koalisi Jokowi Rekrut 225 Juru Bicara di Tim Kampanye Nasional
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto sebelumnya mengisyaratkan adanya partai yang akan bergabung ke dalam koalisi pengusung Presiden Joko Widodo. Dengan demikian jumlah partai pengusung dan pendukung dimungkinkan bertambah menjadi 10.
"Insya Allah kata teman-teman sekjen bisa jadi 10 (partai), kira-kira seperti itu. Jadi penjelasan tadi sudah sangat gamblang," kata Hasto di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Namun, Hasto enggan mengungkapkan partai yang dimaksud yang akan bergabung ke dalam koalisi pengusung Jokowi.
Ia menambahkan, kejelasan terkait partai mana yang dimungkinkan bergabung ke dalam koalisi pengusung Jokowi akan terlihat nanti.
"Jadi Insya Allah, kata teman-teman sekjen (partai koalisi Jokowi), bisa jadi 10 (partai)," kata Hasto.